Kemudian ada lagi pendapat yang dikutip ath-Thabariy yang menyatakan bahwa penggalan ayat tersebut bermaksud menyatakan bahwa Allah dan menetapkan khalifah bagi dirinya yang Dia tugaskan untuk mengelola dan menegakkan hukum atas nama-Nya di bumi.
Menurut Prof Quraish, khalifah itu adalah Adam atau siapapun yang melaksanakan tugas-tugas itu untuk meneruskan fungsi Adam dalam ketaatan kepada Allah serta menegakkan keadilan di tengah makhluk-Nya.
“Adapun yang menumpahkan darah dan melakukan perusakan maka mereka tentu saja tidak wajar dinamai khalifah Allah,” tegas Prof di halaman 40 buku ini.
Prof Quraish menjelaskan, pengangkatan oleh Allah SWT itu bukan karena Allah tidak mampu melakukan sendiri apa yang dikehendaki-Nya, tidak juga menjadikan manusia yang diangkat berkedudukan sebagai Tuhan. Melainkan, menurut dia, pengangkatannya karena Allah bermaksud memberi kehormatan sekaligus menguji manusia.
Menurut dia, makna ini menjadikan sang khalifah bertugas melaksanakan apa yang diamanatkan oleh yang menugaskannya.
Baca Juga: Tiga Doa Para Nabi yang Diabadikan dalam Al Quran serta Dikabulkan oleh Allah
Dia serupa dengan mandataris. Ini berarti bahwa sang khalifah itu mencakup semua yang dinamai oleh ilmuwan “manusia modern” yakni sejak Adam hingga kiamat, tanpa kecuali karena semua diberi-Nya potensi untuk mengelola bumi ini.
Lebih lanjut, penulis kemudian mengupas tentang kata khalifah dan khulafa’ dalam Alquran. Menurut dia, dalam Alquran, kata khalifah ditemukan sebanyak dua kali. Pertama, dalam surat al-Baqarah ayat 30 dan pada surat Shad ayat 26.
Sedangkan bentuk jamaknya berupa khalaif dan ada juga khulafa’. Kata khulafa’ sendiri ditemukan tiga kali, yaitu pada surat al-A’raf ayat 69 dan 74, serta surat an-Naml ayat 62.
Adapun khalaif ditemukan sebanyak empat kali, yaitu pada surat al-An’am ayat 65, surat Yunus ayat 14 dan 73, serta pada surat Fathir ayat 39.
Prof Quraish mengatakan, kekhalifahan yang dipahami dari uraian Surat al-Baqarah ayat 30 mengandung isyarat adanya dua unsur pokok dalam kekhalifahan.
Unsur pertama, khalifah yakni sosok yang ditugaskan (manusia), baik sebagai penguasa tertinggi maupun perorangan. Ini ditunjuk oleh kata khalifah pada ayat tersebut.
Kedua, tempat penugasan, yakni di bumi di mana sang petugas (khalifah) hidup dan ini tentu saja mengharuskan adanya tugas-tugas yang harus diemban walau bentuk tugas itu tidak disinggung oleh ayat-ayat al-Baqarah.
Dalam buku ini, penulis banyak mengupas tentang khalifah dan tugasnya. Menurut dia, ulama telah menunjuk ke surat Hud ayat 61 sebagai penjelasan tentang tugas khalifah (manusia) di pentas bumi. Di sana Allah berfirman menyampaikan pesan Nabi Saleh As kepada kaumnya:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Artikel Terkait
Doa Sebelum Tidur dan Anjuran Istirahat Malam dalam Al Quran dan Hadits
Doa Sebelum dan Sesudah Membaca Al Quran Lengkap dengan Artinya
Ciri-Ciri Orang Munafik yang Disebutkan Dalam Al Quran
Tiga Doa Para Nabi yang Diabadikan dalam Al Quran serta Dikabulkan oleh Allah
Inilah Tujuan Penciptaan Siang dan Malam seperti Disebutkan dalam Al Quran
Naskah Khutbah Jumat Singkat: Pemuda Teladan dalam Al Quran
Materi Khutbah Jumat Terkini Tentang BBM serta Relevansinya dengan Al Quran dan Hadits
Isyarat Al Quran tentang Planet, Bintang, dan Galaksi Bergerak Teratur
Inilah 5 Alasan Al Quran Tak Dibukukan pada Zaman Rasulullah, Diantaranya karena Ada Ayat yang Dibatalkan