Jangan Salah Demensia (Pikun) Bisa Dialami Anak Muda, Ini Penjelasan dan Cara Mencegahnya

photo author
- Sabtu, 24 September 2022 | 15:56 WIB
Apakah kamu sering melupakan kejadian yang terjadi belum lama ini? Mungkin saja itu bukan pikun, melainkan Alzheimer. Ketahui tahapan gejala dan tandanya berikut ini. ( Freepik oleh wayhomestudio)
Apakah kamu sering melupakan kejadian yang terjadi belum lama ini? Mungkin saja itu bukan pikun, melainkan Alzheimer. Ketahui tahapan gejala dan tandanya berikut ini. ( Freepik oleh wayhomestudio)

AYOMEDAN.ID—Demensia atau pikun tidak hanya menyerang orang tua berusia di atas 60 tahun. penelitian terbaru menemukan bahwa, anak muda rentang usia 30 tahun juga bisa terkena demensia.

Fenomena usia 30 tahun terkena demensia disebut Young Onset Demensia (YOD) atau Early Onset Demensia (EOD).

Baca Juga: Tepis Keterlibatan Tiga Kapolda, Polri Ungkap Tiga Fokus Utama Pengungkapan Kasus Ferdy Sambo

Jika anda termasuk usia 30 tahunan patut diwaspadai dan hati-hati dengan pola hidup. Karena di usia tersebut kini tidak bisa dikatakan aman untuk demensia.

Direktur Eksekutif Alzheimer's Indonesia (ALZI) Michael Dirk R. Maitimoe mengatakan, anak muda bisa terkena demensia diakbiatkan oleh beberapa factor diantaranya adalah kesibukan.

"Ada yang baru berusia 30 tahunan sudah ada diagnosa demensia. Terdapat beberapa faktor, seperti faktor kesibukan, sehingga kita lupa untuk menstimulasi otak, dan otak menjadi tidak aktif dalam melakukan kegiatan keseharian," kata Michael dalam diskusi daring, Sabtu (24/9/2022).

Baca Juga: Tiga Kapolda Diduga Terlibat Kasus Ferdy Sambo, Begini Penjelasan Polisi

Gaya hidup tidak sehat, pekerjaan yang menumpk hingga lupa waktu hingga beberapa penyakti medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kolesterol juga dapat memicu demensia pada anak muda.

"Beberapa gaya hidup yang dapat memicu lahirnya demensia alzheimer lebih dini antara lain kurang olahraga, kebiasaan minum alkohol, merokok, serta mengonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak jenuh dan gula, atau kurang bergizi bagi otak," jelas Michael.

Tak hanya itu, biasanya penderita YOAD mulai mengeluh pada usia 40-50 tahun, dan memiliki risiko faktor genetik yang kuat yang harus dibuktikan dengan pemeriksaan genetik (Familial Alzheimer's Disease/FAD). Masalah demensia alzheimer pada orang muda umumnya terkait dengan faktor genetik.

Baca Juga: Link Live Streaming FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Curacao, Tonton Siaran Langsungnya Hari Ini

Orang tua yang mengidap demensia juga bisa menurunkan penyakit tersebut pada anaknya. Namun persentase kasus demensia alzheimer pada orang muda sangat kecil, hanya di bawah satu persen orang yang mengidap alzheimer.

Berdasarkan laporan dari ALZI, penyandang termuda berusia 23 tahun berasal dari Inggris dengan diagnosa Demensia Parkinson yang juga berkaitan dengan genetik dari ibu. Michael membagikan sejumlah cara pencegahan demensia di usia muda. Hal paling sederhana adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti makan dan tidur cukup serta teratur, menghindari alkohol dan rokok, hingga mengelola stres.

"Yang bisa dilakukan adalah dengan bergaya hidup sehat. Investasikan otak kita dengan hal-hal bermakna dan menyenangkan. Stres pasti ada, tapi bagaimana kita mampu mengelola stres tersebut bisa mempengaruhi suasana hati dan pikiran kita," ujar Michael.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB

Terpopuler

X