AYOMEDAN.ID—Saraan pagi terkadang dilewatkan begitu saja. Sarapan pagi penting untuk memberikan nutrisi pada tubuh selama beraktivitas seharian penuh.
Tapi, asupan makanan pagi ini kerap dilupakan. Jika sering melupakan atau melewatkan sarapan pagi, ternyata dampak psikologisnya tidak baik. Terutama untuk anak dan remaja.
Usia anak dan remaja merupakan usia dimana mereka membutuhkan asupan nutrisi yang besar untuk tumbuh kembangnya. Termasuk perkembangan otak dan mental.
Baca Juga: Banjir Job, Farel Prayoga Belikan Rumah dan Mobil untuk Orang Tuanya
Melansir dari www.republika.co.id Studi baru di Spanyol menemukan bahwa makan sarapan dapat menyebabkan kesehatan psikososial yang lebih baik pada anak-anak dan remaja. Temuan tersebut menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan fisik dan mental anak yang lebih tinggi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hampir 20 persen anak-anak di Amerika Serikat tidak sarapan. Terlebih lagi, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan remaja dengan status sosial ekonomi apa pun lebih cenderung melewatkan sarapan.
Baca Juga: Habis Bulan Oktober, Sri Mulyani Sebut BBM Subsidi Tak Tepat Sasaran
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak dan remaja mengonsumsi sarapan untuk bobot tubuh yang lebih sehat, nutrisi yang lebih baik, memori yang lebih baik, nilai tes yang lebih baik, dan rentang perhatian yang lebih baik. Sarapan membantu memberikan keseimbangan nutrisi di siang hari, yang mungkin lebih sulit dicapai jika sarapan terlewatkan.
Bagi kaum muda, makan sarapan secara teratur telah terbukti berhubungan positif dengan kinerja sekolah dan prestasi akademik. Sekarang, studi baru yang melibatkan anak-anak dan remaja Spanyol telah menemukan bahwa sarapan di rumah juga dikaitkan dengan kesehatan psikososial yang lebih baik. Hasilnya baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Nutrition.
Baca Juga: Denny Siregar Tetap Bela Polri dengan Segala Kelebihan dan Kekurangannya
Kesehatan psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan emosional, sosial, dan fisik. Ini mencakup kesejahteraan psikologis serta kesejahteraan sosial dan kolektif.
Dalam studi baru, kesehatan psikososial dari 3.772 anak-anak dan remaja di Spanyol diukur menggunakan Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan (SDQ), dengan 5 subskala masalah emosional, melakukan masalah, hiperaktif, masalah teman sebaya dan perilaku prososial.
Peserta diberi skor di setiap area, dan skor keseluruhan yang lebih tinggi menunjukkan masalah psikososial. Kebiasaan makan sarapan, seperti lokasi dan pilihan makanan, juga dinilai.
Baca Juga: Ulasan Jelang Laga Bhayangkara FC vs Persita serta Link Live Streaming untuk Nonton Siaran Langsung
Artikel Terkait
Pertandingan Pekan Ketujuh BRI Liga 1, Madura United Naik ke Puncak Klasemen Usai Tekuk Persikabo 1973
Bali United Bantai Persik Kediri pada Laga Pekan Ketujuh BRI Liga 1 2022-2023
Dua Nama Ini Dicoret Luis Milla saat Persib Bandung bertemu PSM Makassar
Hadits Ini Jelaskan Bagaimana Cara Dukun Mengetahui Hal Gaib, Simak Penjelasannya
Renungan Katolik Minggu 28 Agustus 2022, Semakin Besar Semakin Rendah Hati
Renungan Harian Kristen Minggu 28 agustus 2022, Kembalilah kepada Tuhan
Shio Hari Minggu 28 Agustus 2022, Ayam, Tikus, Macan, Kerbau
Inilah Manfaat Mandi Air Dingin di Pagi Hari, Salah Satunya Menurunkan Stres
Inilah 8 Hal yang Harus Diperhatikan saat Memilih Pasangan Agar Pernikahan Langgeng dan Bahagia