Naskah Khutbah Jumat Singkat: Pemuda Teladan dalam Al Quran

photo author
- Kamis, 25 Agustus 2022 | 17:29 WIB
Naskah khutbah Jumat singkat Pemuda Teladan dalam Al Quran (Pexels/Shahbaz Akram)
Naskah khutbah Jumat singkat Pemuda Teladan dalam Al Quran (Pexels/Shahbaz Akram)

إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةٗ قَانِتٗا لِّلَّهِ حَنِيفٗا وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Artinya: “Sungguh, Ibrahim adalah imam yang layak dijadikan teladan, lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali dia bukanlah pelaku syirik.” (QS. An-Nahl/16: 120).

Baca Juga: Wanita Ini Curhat Dilarang Sholat di Masjid At Thohir Gegara Tidak Berjilbab Malah Panen Hujatan Warganet

Ibrahim adalah nabi keenam dalam Islam, dan Ia bergelar khalilullah (kekasih Allah). Semasa remaja, Ibrahim sering bertanya kepada ayahnya tentang Tuhan, tetapi tidak dihiraukannya. Rasa penasaran Ibrahim meneguhkan niatnya untuk mencari Tuhan yang sesungguhnya, karena Ibrahim menolak anggapan bahwa patung berhala adalah dewa: yang dapat memberi makan dan perlindungan.

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبٗاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ

Artinya: “Ketika malam telah gelap, Ia melihat sebuah bintang (lalu) berkata, “Inilah Tuhanku,” tetapi tatkala bintang itu tenggelam Ia berkata, “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala Ia melihat bulan terbit (lalu) berkata, “Inilah Tuhanku,” tetapi setelah bulan itu terbenam, Ia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” Kemudian tatkala Ia melihat matahari terbit, lalu berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu terbenam, Ia berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS. Al-An’am/6: 76-78).

Kisah-kisah Ibrahim yang lain dalam hal meneguhkan kalimat tauhid banyak kita jumpai dan sering diwartakan dalam Al-Qur’an.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kisah yang tak kalah heroik adalah putra beliau, Ismail. Momentum Idul Adha selalu mengingatkan kita kepada pribadi hebat ini. Ia adalah nabi kedelapan dalam sejarah Islam. Pernah suatu ketika, ayahnya, menerima wahyu untuk menyembelih dirinya: anak semata wayang yang kehadirannya ditunggu-tunggu sekian waktu lamanya. Ketika perintah itu disampaikan kepadanya, apa jawaban pemuda hebat ini? “Lakukanlah perintah Allah itu, wahai Ayah. Insya Allah aku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Shaffat/37: 102).

Alangkah hebat jawaban Ismail. Dia benar-benar sosok anak yang menjadi hiasan hati orang tua. Kita dibuat decak kagum dan takjub dengan kesalehan anak muda itu. Mendengar kisahnya, kita kemudian berharap, memohon, dan sangat berkeinginan dikaruniai anak seperti Ismail. Pertanyaannya, sudahkah kita sendiri sekualitas Ibrahim?

Baca Juga: Catat! Ini Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat

Ada pepatah, buah yang jatuh mesti tidak jauh dari pohonnya. Mata air yang keruh pasti memancarkan air yang keruh pula. Kita yang shalatnya tidak terjaga, jangan berharap punya anak seperti Ismail. Kita yang dalam mendidik anak masih serampangan, jangan bermimpi punya keturunan seperti Ismail. Artinya, ketika kita ingin memiliki buah hati yang baik, saleh, dan hebat, mestinya orang tua harus baik terlebih dulu.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Al-Qur’an juga mengabadikan kisah Ashabul Kahfi. Cave of the Seven Sleepers, itulah nama situs bersejarah di Yordania yang menjadi saksi atas tujuh pemuda bersama anjing mereka. Ashabul Kahfi merupakan salah satu kisah yang menakjubkan tentang tujuh pemuda yang tertidur di dalam gua selama 309 tahun. Mereka bersembunyi di dalamnya untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Decyanus demi mempertahankan keimanan. Lebih lengkap diuraikan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 09-26.

Hikmah yang bisa kita petik darinya adalah ketika mendahulukan kepentingan agama dan keimanan lebih dari apa pun jua, maka niscaya Allah akan segera memberikan pertolongan dan menyelamatkan. Selain itu, selagi kita tawakal sepenuhnya kepada-Nya, meskipun dalam kondisi dilanda masalah, dirundung musibah, maka yakinlah bahwa Allah selalu memberi jalan keluar. Sikap tauhid dan spirit keimanan pada pemuda-pemuda teladan ini wajib diacungi jempol. Kita berdoa, semoga termasuk di antara golongan mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arman

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB

Terpopuler

X