AYOMEDAN.ID -- Dalam pandangan sebagian masyarakat, Malam 1 Suro identik dengan hal-hal yang berbau mistis. Selain itu malam tersebut juga dianggap keramat dan disakralkan. Ini semua tidak lepas dari sejarahnya di masa lalu.
Kesakralan malam 1 Suro terlihat dari adanya sejumlah larangan atau pantangan yang tidak boleh dilanggar. Hal ini menyebabkan waktu tersebut menjadi malam yang sakral.
Berdasarkan catatan sejarahnya, malam 1 Suro dianggap keramat dan disakralkan sudah berlangsung lebih dari seribu tahun lalu, tepatnya pada masa kerajaan Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung.
Kala itu Sultan Agung menciptakan penanggalan kalender baru yang dikenal dengan penanggalan Jawa.
Baca Juga: 4 Larangan pada Malam 1 Suro yang Tidak Boleh Dilanggar oleh Masyarakat
Mengutip dari laman Kemdikbud, 1 Suro adalah sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa bertepatan dengan 1 Muharam dalam kalender Islam.
Kalender jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu, mengacu penanggalan Hijriyah (Islam).
Hal ini dilakukan Sultan Agung untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa.
Pada tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada zaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender Hirjiyah dengan sistem kalender Jawa pada waktu itu.
Alasan penggabungan penanggalan tersebut, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin menyatukan Pulau Jawa.
Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung ingin menyatukan kaum santri dan abangan.
Selanjutnya, setiap hari Jumat legi diadakan pengajian sekaligus ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri. Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi, turut dikeramatkan bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.
Semenara itu, dilansir dari Phinemo, Sultan Agung mencanangkan pada malam permulaan tahun baru itu atau malam 1 Suro untuk prihatin, tidak berbuat sesuka hati dan tidak ada pesta. Masyarakat harus menyepi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Artikel Terkait
Dalil dan Hikmah Puasa Muharram Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya
Tata Cara Lengkap Puasa Muharram dan Asyura berikut Dalil serta Keutamaannya
Malam 1 Suro 2022 Bertepatan dengan Tanggal Berapa? Simak Tradisi dan Larangannya
Bacaan Niat Puasa Asyura, Muharram dan Tasu'a Lengkap dengan Keutamaannya
Jasa Raharja Berikan Santunan Kepada Korban Kecelakaan Tragis Odong-odong di Serang Rp 50 Juta
Dituding Ngemis Dana Pembangunan Masjid Al Mumtadz oleh Rudi S Kamri, Begini Jawaban Ridwan Kamil
Disdukcapil Medan Sosialisasikan Kependudukan Digital di Lingkungan ASN
Edy Rahmayadi Kebut Proyek Rusunawa di Kawasan Ekonomi Khusus
4 Larangan pada Malam 1 Suro yang Tidak Boleh Dilanggar oleh Masyarakat
12 Ibadah yang Dianjurkan Para Ulama pada Bulan Muharram, Salah Satunya Mengusap Kepala Anak Yatim
RANS Nusantara FC Antusias Jalani Laga Kandang Perdana BRI Liga 1, Begini Harapan Rafi Ahmad
Kumpulan Twibbon Tahun Baru 1444 Hijriah Terbaru dengan Desain Menarik
Medan Fashion Week Dilarang Polisi, Ini Alasannya
Dari Bandung hingga Semarang, Ini 5 Kota yang Tiru Citayam Fashion Week
Coba Camilan Berikut, Dijamin Me Time Semakin Menyenangkan
Tak Terdeteksi di Indonesia, Menkes Minta Masyarakat Waspadai Cacar Monyet