Baca Juga: Ramalan Cuaca Ekstrem di Sumatera Menurut BMKG Jelang Tahun Baru 2023, Ada Potensi Banjir Rob
Kaisar Julius Caesar kemudian menambahkan satu hari di bulan Pebruari setiap 4 tahun sekali. Penanggalan ini selanjutnya diberi nama Kalender Julian.
Namun setelah sekian lama digunakan ternyata ada kesalahan perhitungan dalam kalender tersebut. Dimana pada tahun 1570an melenceng dari tanggal matahari sebanyak 10 kali.
Kalender Gregorian
Adanya kekeliruan dalam Kalender Julian, mendorong Paus Gregorius XIII membuat penanggalan baru. Penanggalan ini kemudian dikenal dengan Kalender Gregorian atau Kalender Masehi.
Kalender Gregorian atau Masehi ini merupakan penyempurnaan dari kalender Julian yang sebelumnya terdapat kekeliruan.
Dalam kalender ini penambahan hari setiap 4 tahun sekali dihapuskan, sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 4 atau 400.
Paus Gregorius juga memindahkan tahun baru yang semula 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini setiap tanggal 1 Januari dirayakan sebagai tahun baru masehi.
Nama bulan Januari sendiri diambil dari Dewa Janus yang bermuka dua, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang.
Baca Juga: 20 Kata Bijak Sambut Tahun Baru 2023 Penuh Makna Berisi Harapan dan Doa
Jalan Panjang Kalender Masehi
Kalender Gregorian atau Masehi tidak serta merta diterima diseluruh negara. Ada banyak pihak yang semula menolak penggunaan kalender ini.
Tidak jarang terjadi perdebatan bahkan perlawanan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan sistem kalender Gregorian. Butuh waktu panjang untuk negara-negara menerima kalender ini.
Amerika Serikat baru menggunakan kalender ini pada 1752, bahkan Inggris yang dikenal sebagai penguasa Eropa baru menggunakan kalender ini pada 1750.