AYOMEDAN.ID—Banyak persepi muncul mengenai pelukan. sebagian orang mengasosiasikan pelukan melulu selalu seksual, ada yang mempersepsikan pelukan sebagai lembek dan lemah, sebuah tanda defenseless dan vulnerable.
Bahkan, ada yang menganggap pelukan sebagai tipu daya dan mengandung banyak jebakan.
Budaya dan pengalaman hidup bisa membuat kita punya pandangan-pandangan itu. Tapi tetap tak bisa memungkiri bahwa sebagai manusia, kita takkan berkembang dan tumbuh dengan normal, tanpa pelukan, terutama secara mental emosional.
Baca Juga: Mengenal Nama-nama Pahlawan Nasional yang Berasal dari Sumatera Utara
Bahkan, salah satu yang sangat krusial adalah pelukan ayah. Orang-oang yang tumbuh tanpa mendapat pelukan ayah, mengalami sebuah lubang emosional yang berdampak besar pada perilaku dan stabilitas emosional mereka.
Pada kesempatan ini, melalui akun Instagram @josuaiwanwahyudi seorang emotional intelligence specialist ingin mendorong para ayah, peluklah anakmu lebih sering. secanggung apapun, paksakan dirimu, pelukanmu adalah salah satu warisan terbesar yang bisa kau beri untuk anakmu.
Baca Juga: Polrestabes Medan: Biaya Pembuatan SKCK Baru dan Perpanjangan hanya Rp 30 Ribu
Berikut dampak baik sebuah pelukan
- Saat maih bayi kita merasa tenang dalam pelukan.
Ketika kita lahir, kita disambut dengan pelukan untuk memberikan ketenangan, rasa aman, dan perasaan tak sendiri. Itu juga salah satu alasan kenapa new born baby dibedong, untuk memberikan efek pelukan yang memberikan ketenangan.
Karena belum bisa memeluk bayi. Maka kita memeluknya dengan menggendong dalam dekapan kita. Di situlah bayi merasakan ketenangan, rasa aman dan rasa dikasihi. Sejak kecil, kita mengembangkan mekanisme ketenangan dalam pelukan.
Baca Juga: Renungan Kristen Hari Ini Rabu 9 November 2022, Mengampuni
- Pelukan berpengaruh dalam neurobiologi anak-anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang mendapat pelukan, akan mengalami deficit oksitosin dan vasopressin, yang berperan dalam kemampuan membangun hubungan sosial dengan orang lain. Kekurangan hormon ini membuat orang kesulitan memiliki koneksi sosial.
- Pelukan bukan pertanda lembek/lemah
Banyak budaya yang mengajarkan bawah pelukan itu membuat orang jadi ‘soft’ (lembek). Padahal, ketegasan dan kekuatan mental tidak ada kaitannya dengan kebiasaan berpelukan. Pelukan adalah mekanisme alami untuk detox dan recharge mental.
Baca Juga: Renungan Katolik Hari Ini Rabu 9 November 2022, Kita Adalah Gereja