AYOMEDAN.ID—Berbicara mengenai Kecerdasan Emosi memang semakin banyak, tapi sayang, pemahaman yang sesungguhnya terhadap Kecerdasan Emosi masih belum banyak yang tepat.
Banyak sekali pembahasan tentang Kecerdasan Emosi yang masih terjebak pada melulu hanya soal perilaku dan hasil akhir. Padahal, Kecerdasan Emosi tu lebih dari sekedar belajar sabar, belajar nggak marah, belajar nggak stress.
Baca Juga: Inilah Daftar 12 Jalan di Kota Medan yang akan Diubah Satu Arah Mulai 19 November 2022
Bukan soal itu, jauh lebih esensial dan penting dari sekedar isu isu tadi.
Sungguh amat penting untuk kita belajar meningkatkan Kecerdasan Emosi kita, tapi jauh lebih penting lagi belajar dengan benar supaya tidak salah saat praktek.
Lalu mitos apa saja yang dapat menyesatkan terkait kecerdasan emosi? Seomak penjelasannya yang dirangkum dari akun Instagram @josuaiwanwahyudi seorang emotional intelligence specialist.
Baca Juga: Bobby Nasution Launching 3 Gereja Jadi Rumah Ibadah Mandiri
Orang yang cerdas emosi, tidak marah lagi
Kesalahan terbesar dalam memahami kecerdasan emosi adalah mengukurnya dengan perilaku. Cerdas emosi itu bukan soal marah dan tidak marah, tetapi lebih ke soal bagaimana proses lahirnya marah itu. Apakah tak terkendali, atau justru lahir dari consciousness.
Orang yang cerdas emosi akan menjadi orang “Baik”
Kecerdasan emosi adalah sebuah skill. Keahlian ini bisa dikuasai oleh siapapun, entah orang baik maupun orang jahat. Jangan kaitkan kecerdasan emosi dengan moralitas, karena pengelolaan emosi lebih berbicara pada pengelolaan diri agar lebih concious dalam memutuskan.
Baca Juga: Ternyata Ini Nama dan Identitas Artis Inisial R Pemeran Video Syur yang Selama Ini Dicari-cari
EQ (Kecerdasan emosi) lebih penting dari IQ
Bertanya mana lebih penting antara EQ dan IQ, adalah sama seperti mana yang lebih penting antara karbohidrat dan protein. Keduanya sama pentng dalam perannya masing-masing, hanya masalah porsi seberapa yang ahrus diatur.