Dalam tradisi di Indonesia, peringatan maulid Nabi Muhammad dilakukan hingga berbulan-bulan. Peringatan Maulid berarti memperingati kelahiran Nabi Agung kita Sayyidina Muhammad SAW dan menjadikan teladan baiknya dalam berbagai aspek dalam kehidupan. Penting bagi kita untuk selalu mengingatkan tentang akhlak dan teladan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah figur manusia pilihan (al-mushthafâ al-mukhtâr), karenanya beliau menjadi teladan mulia bagi semua manusia. Beliau dilahirkan di jazirah Arab pada masa jahiliyah, yang kemudian berhasil membawa perubahan masyarakat Arab kepada zaman terang-benderang (min al-zhulumât ilâ al-nȗr), penuh dengan penghormatan, kasih sayang, persaudaraan dan persatuan.
Jamaah Shalat Jumat ‘azzakumullâh
Mengapa kita wajib meneladani Nabi kita, Rasulullah Muhammad SAW? Jawabnya jelas bahwa sebagaimana disebutkan dalam hadits yang bersumber dari sahabat Anas radhiyallâhu ‘anhu:
Baca Juga: Wow! Inilah Manfaat Ciuman Romantis Bersama Pasangan yang Jarang Diketahui
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
Artinya “Rasulullah SAW adalah manusia yang terbaik budi pekertinya.” (HR Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan wa-al-Musnad).
Oleh karena itu, kita harus dan sangat perlu mengikuti teladan baik dari Rasulullah SAW dalam berbagai aspek dan sendi-sendi kehidupan. Nabi SAW telah memberikan teladan yang baik (uswatun hasanah), di antaranya perlu dikemukakan 6 (enam) contoh konkret.
Pertama, memenuhi panggilan atau permintaan dengan sikap yang baik. Dalam sebuah hadits bersumber dari Sayidah ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ disebutkan bahwa: “Tidaklah ada seorang yang lebih baik budi pekertinya daripada Rasulullah S.a.w.; tidak ada satu pun orang dari sahabat-sahabat beliau dan tidak pula dari keluarga beliau yang memanggil beliau kecuali beliau mengatakan: Labbaik; Baik aku penuhi panggilanmu! Oleh karena itulah Allah menurunkan firman-Nya berupa:
Baca Juga: Detik-detik Kubah Masjid Islamic Center Runtuh Akibat Kebakaran Terekam Kamera Warga
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya “Sungguh engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam [68]: 4).
Disebutkan oleh Ummul Mukminin, ketika ditanya oleh Yazin bin Bâbnu: “Apa akhlak Rasulullah?” Ia menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Kemudian ia disuruh untuk membaca surat al-Mukminun ayat 1-5, yang menunjukkan akhlak Rasulullah SAW. (HR Al-Bukhari, al-Hakim, al-Baihaqi dan al-Nasai).
Kedua, murah senyum. Dalam hadits disebutkan tentang akhlak Rasulullah SAW ketika sendirian di rumah.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ: كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا خَلا فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَلْيَنَ النَّاسِ وَأَكْرَمَ النَّاسِ. وَكَانَ رَجُلا مِنْ رِجَالِكُمْ إِلا أَنَّهُ كَانَ ضَحَّاكًا بَسَّامًا.