فَقَدْ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيْثِ السَّبْعَةِ الَّذِيْنَ يُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ((… وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ…))، ((…وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ))، وَالْعَيْنُ الَّتِي بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ إِحْدَى الْعَيْنَيْنِ اللَّتَانِ لَا تَمَسُّهمَا النَّارُ
Nabi ﷺ telah menyebutkan hadits tentang tujuh golongan yang akan Allah berikan naungan dengan naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
”….dan lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita berkedudukan tinggi dan cantik lalu berkata ,”Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” ” …dan orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendirian lalu kedua matanya bercucuran air mata.”
(Hadits riwayat Al-Bukhari no. 1423 dan Muslim no. 1031).
Mata yang menangis karena takut kepada Allah adalah salah satu dari dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka.
وَالْخَوْفُ مِنَ اللهِ سَبَبٌ لِلنَّجَاةِ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ
3. Takut kepada Allah merupakan sebab selamat dari keburukan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ: خَشْيَةُ اللهِ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ، وَالْعَدْلُ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبُ، وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَي))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Ada tiga perkara yang menyelamatkan: takut kepada Allah di tempat tersembunyi dan terbuka, adil di saat sedang ridha dan marah dan bersikap pertengahan di saat kaya dan fakir.”
(Hadits riwayat Al-Bazzar no. 6491 dan Ibnu Hibban di dalam Al-Majruhin 1/301, dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ no. 3039).
Baca Juga: Contoh Pidato Bahasa Arab Tentang Hari Santri Lengkap dengan Artinya
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَالْعَدْلَ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَالْقَصْدَ فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ
Ya Allah, kami meminta rasa takut kepada-Mu dalam ghaib dan yang nampak, adil dalam saat ridha dan marah, dan bersikap pertengahan di saat kaya dan fakir.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.