lifestyle

Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Ramadhan Beragama dan Media Sosial

Kamis, 30 Maret 2023 | 16:17 WIB
Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Ramadhan Beragama dan Media Sosial (Pexels.com - Roman Odintsov)

Di era digital seperti sekarang ini, tantangan menjaga takwa semakin besar. Media sosial, dengan segala kelebihannya, dapat menjadi salah satu faktor yang memperberat tugas kita untuk selalu berada di jalan yang benar. Momentum Ramadhan ini harus kita maksimalkan untuk meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya menahan diri dalam bermuamalah baik di dunia nyata maupun di dunia maya yakni di media sosial. Kita harus berusaha untuk tidak terjebak dalam godaan informasi yang salah serta informasi yang tidak relevan dengan kegiatan ibadah kita.

Kita harus mengingatkan diri kita bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita juga harus memperkuat kesadaran tentang pentingnya menahan diri dalam penggunaan media sosial di bulan suci Ramadhan ini. Dengan menahan diri, kita akan lebih mudah untuk fokus pada ibadah dan mendapatkan keberkahan di bulan suci Ramadhan ini. Jangan sampai kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja dalam puasa kita. Rasulullah saw mengingatkan:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).

Momentum Ramadhan kali ini harus menguatkan kehati-hatian kita dalam beragama di era digital seiring perkembangan teknologi dan media sosial yang semakin pesat. Kehati-hatian dalam beragama perlu diperhatikan agar tidak tersesat dalam memilih pandangan atau ajaran yang tidak sesuai dengan esensi dari beragama itu sendiri.

Baca Juga: Download Naskah Khutbah Jumat PDF Bertajuk Solusi Puasa bagi Lahirnya Manusia Baru

Kita perlu memastikan bahwa sumber informasi yang kita peroleh benar-benar dapat dipercaya dan valid. Penting untuk melakukan verifikasi dan pengecekan terhadap sumber informasi yang kita peroleh sebelum menggunakannya sebagai referensi dalam memahami ajaran agama.

Kita harus kritis dalam menilai setiap pandangan dan opini yang kita temukan di media sosial atau internet. Jangan langsung mempercayai informasi yang kita peroleh tanpa melakukan pengecekan dan pemahaman yang mendalam mengenai pandangan atau opini tersebut.

Allah swt telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ۝٦

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu. (QS Al-Hujurat: 6).

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Raih Kebaikan dan Keberkahan Ramadhan 1444 H

Ayat ini menekankan pentingnya melakukan klarifikasi atau tabayun terhadap informasi yang diterima sebelum menyebarluaskannya kepada orang lain. Kita harus memastikan kebenaran informasi tersebut agar tidak menimbulkan kesalahan yang tidak diinginkan.

Kita perlu sadari bahwa siapapun di media sosial bisa menyampaikan berbagai hal sesuai keinginannya sendiri walaupun orang tersebut tidak menguasai ilmunya. Sehingga jangan sampai kita mengonsumsi dan mengikuti informasi atau ilmu di media sosial dari orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Hal ini sudah diingatkan pula dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا ۝٣٦

Halaman:

Tags

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB