Dengan hanya berpuasa tidaklah cukup jika tanpa ilmu pengetahuan tentang puasa itu sendiri. Karena puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim, maka Ibadahnya memiliki ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna.
Sesuatu yang mengatur dan memberikan batasan puasa tersebut dinamakan ilmu fikih atau hukum fikih. Maka, semua umat Islam wajib ain hukumnya mempelajari dan mengetahui tata cara berpuasa Ramadhan dengan baik dan benar.
Karena, ketika kita mengetahui tata cara berpuasa dan batasan-batasannya, maka ibadah kita menjadi sempurna dan menjadi syarat diterimanya ibadah puasa kita oleh Allah swt.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat NU Online Berjudul Mengingat Kematian Jelang Ramadhan
Ketiga, dengan berdoa.
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat dan maksiat, tantangan untuk menggapai kemuliaan shalat malam dan malam Lailatul Qadar, tantangan khatam Al-Qur’an dan shalat tarawih dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis beraktivitas positif di bulan Ramadhan.
Keempat, persiapan yang matang untuk mengisi Ramadhan.
Niat dan azam adalah bahasa lain dari persiapan atau perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan mengisi bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Mereka sering menghitung berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri majlis ilmu, majelis zikir dan majlis shalawat.
Kelima, mempersiapkan kebaikan di bulan Sya’ban.
Rasulullah dan para sahabat selalu memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban. Tujuannya sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Anas bin Malik r.a. berkata: Ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Al-Qur’an dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.
Rasulullah saw bersabda:
أَخْرَجَ النَّسَائِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْن خُزَيْمَةَ عَنْ أُسَامَة بْن زَيْدٍ قَالَ " قُلْت يَا رَسُول اللَّه لَمْ أَرَك تَصُومُ مِنْ شَهْر مِنْ الشُّهُور مَا تَصُوم مِنْ شَعْبَان ، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَان ، وَهُوَ شَهْر تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَال إِلَى رَبّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ " (فتح الباري لابن حجر (باب صوم شعبان), الجزأ السادس, ص : 238)
Artinya: Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya: "Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya'ban ini? Beliau saw menjawab: Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah Rabbul 'Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa." (HR An-Nasai).
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Dua Persiapan Menyambut Ramadhan
Keenam, mempersiapkan materi.
Artikel Terkait
Khutbah Jumat NU Online Berjudul Memantapkan Persiapan Ramadhan di Bulan Syaban
Teks Khutbah Jumat berjudul Mendahulukan Akhlak kepada Allah
Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Dua Persiapan Menyambut Ramadhan
Teks Khutbah Jumat NU Online Berjudul Mengingat Kematian Jelang Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Persiapan Menyambut Ramadhan
Teks Khutbah Jumat Berjudul Empat Tanda Istiqamah dari Rumaysho
Contoh Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Mari Berbahagia Sambut Ramadhan
Teks Khutbah Jumat NU Online Berjudul Ibadah Rasulullah di Bulan Syaban
Teks Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Ikhtiar Agar Ramadhan Penuh Makna