Renungan Katolik Minggu 18 September 2022, Berdoa dengn Setia dan Khusyuk

photo author
- Minggu, 18 September 2022 | 06:25 WIB
Renungan Katolik Minggu 18 September 2022.
Renungan Katolik Minggu 18 September 2022.

Verbum Domini

(Demikianlah Sabda Tuhan)

  1. Laus tibi Christe

(U. Terpujilah Kristus)

 

Renungan

Kita semua memiliki kebiasaan, dan masing-masing dari kita memiliki kebiasaan khas kita sendiri. Beberapa kebiasaan memiliki beberapa fitur umum sementara beberapa bisa sangat unik.    

Beberapa orang perlu tidur sedini mungkin pada pukul 9 malam, sementara yang lain dapat tetap terjaga hingga larut malam. Beberapa harus sarapan di pagi hari, sementara yang lain akan menggabungkan sarapan dan makan siang. Dan beberapa kebiasaan disebut baik, sedangkan kebiasaan lainnya disebut buruk. Tapi apakah itu kebiasaan baik atau kebiasaan buruk, sebagian besar kebiasaan kita terbentuk ketika kita masih muda dan mereka tetap bersama kita.

Jadi dari kecil, kita diajari hal-hal seperti: jangan bicara dengan mulut penuh, kerjakan pekerjaan rumah, berdiri tegak, jangan gigit kuku, sisir rambut. Ini adalah kebiasaan baik kuno. Dan seiring dengan itu ada kebiasaan yang membantu dalam pembentukan karakter dan moral, seperti, jujur, tidak curang, tidak berbohong.

Dalam menceritakan perumpamaan, Yesus menggunakan poin ini untuk menarik perhatian dan keingintahuan kita, dan dengan melakukan itu Dia juga membuat kita berpikir.

Pertama, kebiasaan buruk seperti ketidakjujuran dan kecurangan dan kebohongan tidak terjadi dalam semalam. Mereka biasanya mulai sebagai kebiasaan buruk kecil tetapi jika tidak digigit sejak awal, maka mereka tumbuh lebih besar dan lebih besar dan dapat memiliki efek yang menghancurkan.

Itulah pelajaran moral yang jelas dari perumpamaan Injil, dan dalam bacaan pertama kebiasaan buruk menjadi masalah serius karena yang membutuhkan diinjak-injak dan yang miskin ditindas.

Ya, kebiasaan buruk memberi makan jurang keserakahan dan keegoisan yang tak berdasar. Hasilnya jelas, ada ketidakadilan dan itu menyebabkan orang yang tidak bersalah menderita.

Begitu banyak tentang kebiasaan buruk yang berbahaya. Lalu bagaimana dengan kebiasaan baik? Dan di sini Yesus sampai pada intinya ketika Dia berkata: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu?"

Kejujuran dan integritas bukan hanya kebiasaan baik, tetapi juga nilai-nilai berharga yang membangun kepercayaan di antara orang-orang. Dan lebih dari itu, kejujuran dan integritas menunjukkan iman kita kepada Tuhan dan bahwa Dia adalah prioritas utama dalam hidup kita, dan bahwa Dia di atas dan di atas segalanya.

Tetapi kebiasaan dan nilai-nilai yang baik tidak mungkin terjadi tanpa doa. Karena ketika kita datang ke hadapan Tuhan, kita tidak bisa berdoa memohon berkat dan masih bermain-main dengan kebiasaan buruk. Tuhan telah mempercayakan kepada kita kekuatan doa dan kita harus menggunakannya dengan setia dan khusyuk agar kebaikan mengalahkan kejahatan. Marilah kita juga menggunakan doa dengan setia dan khusyuk agar ada kedamaian di dunia ini dan ada keselamatan di akhirat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: renunganpagi.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X