Renungan Harian Kristen Selasa 30 Agustus 2022, Kekuatan Senyum

photo author
- Selasa, 30 Agustus 2022 | 07:23 WIB
Ilustrasi - bacaan ayat Alkitab yang mengajarkan untuk menghargai perbedaan (Tima Miroshnichenko - Pexels.com)
Ilustrasi - bacaan ayat Alkitab yang mengajarkan untuk menghargai perbedaan (Tima Miroshnichenko - Pexels.com)

 

AYOMEDAN.ID—Renungan harian Kristen Selasa 30 Agustus 2022.

‘Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.’ Ayub 29:24.

Senyuman yang mudah dilontarkan terkadang akan menjadi sulit bagi jiwa yang berat bebannya. Senyum menandakan bahwa, hati seseorang bersukacita.

Senyum juga bisa berarti menyembunyikan masalah dalam hidup. Namun, ketulusan senyum akan mengubah dunia, mengubah hidup seseorang, dan mengubah sesama.

 

Seorang pendeta bercerita tentang pengalamannya berada di gereja selama 12 tahun. Dia memiliki kebiasaan selama kebaktian Minggu pagi untuk memanggil anak-anak ke depan sebelum khotbahnya sehingga mereka dapat pergi ke ‘gereja anak-anak’ khusus untuk mereka.

Anak-anak akan berbaris melewati mimbar dan dia akan membuat sebuah titik untuk tersenyum pada mereka masing-masing. Sebagai imbalannya dia menerima senyuman. “Itu adalah salah satu poin tertinggi dari pelayan bagi saya,” kenangnya. Namun suatu hari ia rupanya tidak tersenyum pada seorang anak. Seorang anak berusia empat tahun berkepala ikal berlari keluar dari prosesi dan melemparkan dirinya ke pelukan ibunya, terisak-isak seolah-olah hatinya hancur.

Setelah kebaktian dia pergi untuk mencari tahu apa yang terjadi. Sang ibu menjelaskan kepadanya bahwa anaknya berkata, ‘Saya tersenyum kepada Tuhan, tetapi dia tidak membalas senyuman saya!’ Pendeta itu merenungkan, ‘Untuk anak itu saya adalah wakil Tuhan. Saya telah gagal dengan senyum saya, dan dunia menjadi gelap.’

Saat Anda menjalani hari ini, pastikan diri Anda untuk menggunakan strategi senyum. Anda berkata, ‘Saya punya lebih banyak masalah daripada Ayub, jadi saya tidak punya alasan untuk tersenyum.’ Ayub mengalami lebih banyak masalah dalam setahun daripada yang akan dialami kebanyakan dari kita seumur hidup.

Tapi meskipun dia jatuh, dia mengangkat yang lain. Meskipun dia putus asa, dia mendorong orang lain. Bagaimana dia melakukannya? ‘Orang menantikan aku seperti menantikan hujan, dan menadahkan mulutnya seperti menadah hujan pada akhir musim. Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.’ (Ayub 29:23–24)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: www.jappri.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X