Kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang pejabat adalah saat ia mampu memerdekakan dirinya dari mental korup. Pejabat yang korup dan memakan uang rakyat sejatinya ia terjajah dan belum merdeka. Terjajah oleh angan-angannya bahwa kekayaan dan status sosial yang tinggi akan melambungkan kebahagiaannya.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat tentang Kemerdekaan Indonesia
Kemerdekaan yang hakiki bagi orang kaya adalah tatkala ia mampu memerdekakan hatinya dari penyakit sombong dan sikap merendahkan orang lain. Kemerdekaan bagi seorang pedagang adalah ketika ia mampu memerdekakan dirinya dari kecurangan. Seorang santri atau siswa dikatakan merdeka apabila ia mampu memerdekakan dirinya dari kemalasan dalam menuntut ilmu. Guru atau dosen yang merdeka adalah yang mampu memerdekakan dirinya dari niat lain selain mengabdi, mendidik, dan mengader. Seorang tetangga yang merdeka adalah apabila ia mampu memerdekakan hatinya dari virus iri, dengki, dan hasud kepada tetangganya. Dan begitulah seterusnya.
Kemampuan melepaskan belenggu yang menghalangi kita dari berbuat baik, itulah kemerdekaan yang hakiki dan sesungguhnya. Jika seluruh bangsa Indonesia sudah meraih kemampuan itu, maka Indonesia benar-benar telah merdeka. Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.
Jamaah Rahimakumullah.
Sebelumnya kita memperingati hari Asyura, 10 Muharram 1444 H. Salah satu yang kita kenang dan petik hikmahnya pada hari Asyura adalah kemerdekaan Nabi Musa Alaihis Salam beserta para pengikutnya yang beriman dari cengkeraman Fir’aun, al-Walid bin Mush’ab, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai tuhan yang wajib disembah.
Allah memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam agar pergi kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Nabi Musa pun pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan kenabian dan kerasulannya. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
Ketika Musa dan para pengikutnya telah mendekati laut merah, Allah mewahyukan kepada Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya. Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka. Allah Subhanahu Wata’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan orang-orang yang bersamanya.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam berdakwah kepada Allah dan bersabar untuk itu. Di atas garis perjuangan mereka inilah para sahabat dan para ulama menempuh jalan. Mereka mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk memperjuangkan agama Allah.
Teladan Sayyidina al-Husain Radhiyallahu ‘Anhu yang gugur syahid pada hari Asyura, hari Jumat 61 H selalu lekat dalam ingatan kita. Ketika beliau melihat orang yang tidak cakap memimpin kaum muslimin ingin meraih puncak kepemimpinan tanpa bai’at dari tokoh-tokoh pembesar kaum muslimin yang berilmu dan bertakwa, Al-Husain terang-terangan menentang hal itu.
Al-Husain berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten dengannya, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar hingga ia terbunuh padahal beliau adalah putra dari putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau gugur syahid di tangan orang-orang yang fasiq dan zalim.
Hadirin Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua, amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Agustus: Kemerdekaan Kuatkan Keamanan dan Keimanan
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Artikel Terkait
Khutbah Jumat Singkat Muharram dengan Judul Refleksi Tahun Baru Hijriah 1444 H
Naskah Khutbah Jumat Singkat Jelang 17 Agustus: Ikhtiar Umat Islam Mengisi Kemerdekaan RI
Teks Khutbah Jumat Muharram: Memaknai Hakikat Hijrah
Naskah Khutbah Jumat Singkat tentang Kemerdekaan Indonesia
Naskah Khutbah Jumat Agustus: Kemerdekaan Kuatkan Keamanan dan Keimanan
Bobby Nasution Terus Menjaga Kerukunan dan Kondusifitas Kota Medan
Edy Rahmayadi Jadikan Momen HUT RI untuk Mengisi Pembangunan
Renungan Suci HUT RI, Edy Rahmayadi Doakan Para Pejuang Kemerdekaan
Teks MC Tasyakuran 17 Agustus, Lengkap dengan Susunan Acaranya
Momen HUT Kemerdekaan RI, Pemuda di Medan Malah Tawuran
Anggaran Subsidi Terus Membengkak, Legislator Minta Pemerintah Melakukan Pengawasan
Duplikat Bendera Pusaka dan Naskah Proklamasi Diarak Menuju Monas usai Upacara Penurunan Bendera
Farel Prayoga Gagal Nyanyikan Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' di Hadapan Jokowi, Diduga Ini Penyebabnya
Lirik Lagu Ojo Dibandingke dengan Artinya yang Dinyanyikan Farel Prayoga di Istana Negara saat Upacara HUT RI
Prakiraan Cuaca Medan Kamis 18 Agustus 2022, Siang hingga Sore Hujan Ringan