- Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Kita ingat dengan pepatah "Pohon besar tumbuh dari biji pohon kecil". Memang, semuanya memiliki awal yang sederhana. Katedral besar dulunya dimulai dari satu balok batu. Jika Roma tidak dibangun dalam sehari, maka semuanya harus tumbuh dan dibangun hari demi hari. Permulaan yang sederhana harus selalu diingat, sehingga bagaimanapun mulianya atau kebesaran apapun yang diraih, seseorang tidak akan menjadi terlalu sombong atau sombong.
Faktanya, seperti yang ditunjukkan alam kepada kita, semakin tinggi pohonnya, semakin dalam akarnya. Semakin besar kita, semakin kita harus mengingat bagaimana kita memulai.
Pada bacaan pertama, kita membaca bagaimana Tuhan menyukai umat-Nya dan memberkati mereka dengan kelimpahan. Tapi seperti yang dikatakan pada bacaan pertama, mereka menjadi tergila-gila dengan kecantikan mereka sendiri. Kesombongan mereka membuat mereka berpikir bahwa itu semua adalah pencapaian mereka sendiri dan itu juga membuat mereka berpaling dari Tuhan dan berpaling kepada bangsa lain untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan dan ketenaran.
Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang menyediakan bagi mereka dan berkat-Nya yang membuat mereka terkenal dan makmur.
Karena mereka melupakan permulaan mereka yang sederhana, Tuhan memperlakukan mereka sebagaimana mereka pantas - mereka ditutupi dengan rasa malu dan direduksi menjadi diam. Mereka direndahkan sehingga mereka dapat mengingat perjanjian yang Allah buat dengan mereka dan kembali kepada-Nya.
Demikian pula bagi kita, dalam keadaan kehidupan apa pun, kita harus mengingat awal mula kita yang sederhana dan ingat bahwa Tuhanlah yang membawa kita ke saat yang diberkati ini.
Jadi baik dalam perkawinan, atau sebagai lajang, atau sebagai religius atau imam, atau gubernur, petani atau presiden, marilah kita terus mengarahkan hidup kita kepada Tuhan Allah kita. Tuhanlah yang akan membuat kita besar dan makmur; kita hanya perlu rendah hati dan mengingat awal kita yang sederhana. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mzm 136:26, 23, 24)
Bersyukurlah kepada Allah semesta alam! Dialah yang mengingat kita dalam kerendahan kita. Dialah yang membebaskan kita dari pada lawan.
Artikel Terkait
Naskah Khutbah Jumat Agustus: Kemerdekaan Kuatkan Keamanan dan Keimanan
Pengacara Beberkan Pengakuan Bharada E, Sebut Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J
Bareskrim Minta Pemerintah Hapus Konten Promosi ACT di Media Sosial, Ini Alasannya
Sindir Sikap Indonesia melalui Medsos, Kemenlu Panggil Dubes Ukraina
Contoh Pidato Singkat HUT RI ke-77 di Lingkungan Sekolah, untuk Perayaan 17 Agustus atau Lomba Pidato
Klaim Berhasil Lawan Covid-19, Kim Jong Un Minta Tindakan Pencegahan Dilonggarkan