AYOMEDAN.ID--Sebanyak tiga Dusun di Kecamatan Pariaman Selatan tergerus abrasi air sungai. Tidak hanya ladang, abrasi juga menggerus sejumlah fasilitas umum lainnya.
Akibat abrasi yang terus terjadi hampir tiap tahun warga merasa khawatir jika air sungai akan terus melahap area sekitar.
Melansir dari republika.co.id, paristiwa abrasi ini sudah dilaporkan kepada pihak terkait, sementara warga setempat mengantisipasinya dengan cara bergotong royong.
Baca Juga: Inilah 4 Manfaat Berhubungan Intim pada Pagi Hari, Mau Coba?
Abrasi akibat arus Sungai/Batang Mangau di tiga dusun di Desa Punggung Lading Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), mengancam aset warga berupa rumah dan ladang. Abrasi juga mengancam aset pemerintah berupa kantor dan jalan.
"Abrasi sungai ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, setiap tahunnya kondisinya bertambah parah. Peristiwa ini telah dilaporkan kepada Pemerintah Kota Pariaman untuk diteruskan kepada pemerintah pusat," kata Kepala Desa Punggung Lading Aulia Mardhi Arif di Pariaman, Rabu (20/7/2022).
Ia mengatakan setidaknya ada tiga dusun di desa tersebut yang terdampak abrasi sungai yaitu Dusun Parik, Pampan dan Punggung Lading. Diketahui abrasi di Punggung Lading telah diatasi warga dengan cara gotong royong untuk menormalisasi sungai meskipun hal itu belum maksimal.
Baca Juga: Catat, 29 hingga 31 Juli 2022 Ada Hujan Meteor di Indonesia
Khusus abrasi di Dusun Parik, lanjutnya, setidaknya telah mengikis sekitar 200 meter lahan perkebunan milik warga yang jika dibiarkan maka berdampak pada rumah, kantor pemerintahan desa dan jalan yang menghubungkan Pariaman dengan Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman.
Ia menyampaikan abrasi sungai di Dusun Parik tersebut telah ditinjau oleh pihak terkait pada 2018 namun menurutnya hingga sekarang penanganannya belum terealisasi karena pandemi COVID-19. Ia berharap pemerintah segera menangani abrasi tersebut karena menyangkut dengan aset masyarakat dan pemerintah di daerah itu.
Seorang petani yang terdampak abrasi Buyung (64) mengatakan setidaknya sudah delapan pohon kelapa miliknya terdampak abrasi itu. Ia khawatir jika abrasi tersebut terus berlanjut dan tidak ada penanganan dari pemerintah maka seluruh lahannya yang menjadi sumber ekonomi utama keluarganya itu akan habis.
Baca Juga: BNPB akan Berikan Ganti Rugi Peternak Terdampak PMK, Ini Syaratnya
"Saya berharap pemerintah menangani abrasi ini, saya dengar pemerintah desa sudah melaporkan hal ini," katanya.
Akibat abrasi di Dusun Parik tersebut saat ini telah terbentuk tebing dengan ketinggian puluhan meter yang tanahnya akan semakin longsor ketika hujan dan dihantam air terlebih debitnya membesar.
Artikel Terkait
Polri Beberkan Hasil Autopsi Brigadir J kepada Keluarga Rabu Sore
Edy Rahmayadi Optimistis Kehadiran Mobil Listrik Akan Dongkrak Pariwisata
Dian Sastrowardoyo Siap Melenggang di Citayam Fashion Week Memakai Busana Daerah
Hampir Satu Juta Pelanggan Tinggalkan Netflix, Kok Bisa?
Pemko Medan Benahi Infrastruktur di Jalan Marelan Saga