Baca Juga: Giatkan Wisata, Pemko Medan akan Gelar Pameran Tanaman Hias
Kondisi itu secara normal. Tidak terbayangkan jika ada masalah seperti terjadi bencana kekeringan atau banjir. Petani mesti berebut air sawah. Pun ketika terjadi hama dan padi tak menjadi, penyuluh pertanian datang ke tengah petani.
Saya teringat seorang teman yang harus memasok beras asal Sumatera Barat ke Jawa sana setiap waktu. Beras tersebut dikirim melalui jasa ekspedisi. Dikirim untuk memenuhi kebutuhan rumah makan Padang di seputaran Jawa. Karena memang, beras dari Sumbar terbilang enak. Lagi-lagi karena kerja keras petani.
Kemudian rendang daging, gajeboh, tunjang, tambunsu, yang menjadi lauk di Nasi Padang. Semua itu berasal dari sapi. Tak terbayangkan betapa ulet dan tekunnya peternak dalam merawat sapi miliknya. Memberi makan sapi dengan rumput yang segar, menyuntikkan vitamin dan berdoa selalu agar tidak sakit.
Kemudian santan segar yang berasal dari kelapa kualitas unggul menjadi penentu lezatnya Nasi Padang. Ada beruk yang memanjat kelapa. Amai-amai yang harus mengukur kelapa untuk kemudian diperas dijadikan santan.
Semua mata rantai nasi Padang itu telah berpahala besar. Berkat sentuhannya, penikmat kuliner merasakan lezatnya Nasi Padang. Jerih payahnya telah menyelamatkan perut orang banyak. Serta membuat pemilik warung Nasi Padang membuka cabang di sejumlah tempat.
Pada hakikatnya, Allah SWT telah begitu baik kepada umatNya. Makanan yang kita konsumsi merupakan rezeki dari Maha Pemberi. Allah telah memberi kita rezeki
Baca Juga: Antisipasi Banjir, DPRD Minta Pemkab Garut Atasi Alih Fungsi Lahan
Artikel Terkait
Banjir Surut, Warga Garut Temukan Ikan Raksasa
Cacar Monyet di Amerika Melonjak Hingga Lebih dari 1.800 Kasus
Wagub Jabar Ungkap Penyebab Banjir di Garut
Warga Medan Diserang Geng Motor dengan Anak Panah, Pelaku Diburu Polisi
Lewat 21 Juli 2022, WhatsApp, Facebook, Dkk Tidak Mendaftar akan Diblokir