Baca Juga: Besaran Zakat Fitrah 2023 di Kabupaten Samosir: Perbedaan Ukuran Zakat Fitrah Menurut 4 Mazhab
3. Masjid Al Osmani
Masjid Al-Osmani adalah sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara.
Masjid ini juga di kenal dengan sebutan Masjid Labuhan karena lokasinya yang berada di kecamatan Medan Labuhan.
Masjid ini adalah masjid tertua di kota Medan.
Masjid Al-Osmani dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan.
Kemudian pada tahun 1870 s/d 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.
Di masjid ini juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam.
Pertama kali dibangun pada tahun 1854, ukuran Masjid Al-Osmani hanya 16 x 16 meter dengan bahan utama dari kayu.
Pada tahun 1870, Sultan Deli VIII Mahmud Al Rasyid melakukan pemugaran besar-besaran terhadap bangunan masjid yang diarsiteki arsitek asal Jerman, GD Langereis.
Selain dibangun secara permanen, dengan material dari Eropa dan Persia, ukurannya juga diperluas menjadi 26 x 26 meter. Renovasi itu selesai tahun 1872.
Beberapa kali pemugaran terhadap bangunan masjid ini telah dilaksanakan tanpa menghilangkan arsitektur asli yang merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu, dan Tiongkok.
Kombinasi arsitektur empat negara itu misalnya pada pintu masjid berornamen Tiongkok, ukiran bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, dan ornamen-ornamennya bernuansa Timur Tengah.
Rancangannya unik, bergaya India dengan kubah tembaga bersegi delapan.
Kubah yang terbuat dari kuningan tersebut beratnya mencapai 2,5 ton