Mengenal Rupiah Digital, Alat Pembayaran tapi tak Serupa E-Money, Gopay, atau Ovo

AYOMEDAN.ID - Bank Indonesia berencana mengedarkan rupiah digital sebagai alat pembayaran di masyarakat.

Meski dari sisi penamaan rupiah digital mudah dimengerti fungsinya, namun alat pembayaran ini berbeda dengan e-money, Gopay, atau bahkan Ovo.

Terkait peredaran rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC), BI sendiri sudah mengeluarkan buku petunjuk dasarnya.

Dalam buku petunjuk itu, dikemukakan bahwa rupiah ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam bertransaksi di era digital.

Baca Juga: 20 Contoh Catatan Wali Kelas untuk Raport Digital Siswa Bermasalahan: Berisi Motivasi Tanpa Menghakimi

Lalu apa bedanya uang itu dengan e-money, Gopay, hingga Ovo?

Perbedaannya pada basis uang tersebut berada. Untuk ketiga sistem pembayaran tersebut masih berbasih rekening bank.

Sementara rupiah digital nantinya berbasih rekening digital. Hal tersebut dikemukakan BI dalam White Paper atau buku petunjuk tersebut.

"Rupiah digital akan menambal keterbatasan uang-uang yang ada saat ini dengan berperan sebagai instrumen inti bagi bank sentral dalam menjalankan mandatnya di era digital," tulis BI, menyadur Suara.com.

Baca Juga: 4 Air Terjun di Sumatera Utara Ini Sangat Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Dalam buku petunjuk, disebutkan bahwa rupiah ini bakal memiliki desain yang menarik dan memungkinkan dikembangkan untuk model bisnis baru.

Di samping itu, terdapat berbagai fitur yang memastikan keamanan penggunaan uang. Begitu juga dengan ketersediaannya.

"Kemudian, rupiah digital juga akan dilengkapi fitur programmability yang memungkinkan pengembangan inovasi dan efisiensi keuangan (misalnya smart contract)," kata dia.

Rupiah digital ini tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dalam pembayaran surat berharga lewat token. Sehingga, ada peluang-peluang baru dalam pendalaman pasar keuangan.