AYOMEDAN.ID -- Kenaikan harga BBM bersubdisi disikapi oleh masyarakat dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menyerbu SPBU Vivo yang disebut menjual BBM dengan harga lebih murah.
SPBU Vivo menjadi alternatif warga dalam membeli BBM pasca kenaikan harga Pertalite, Pertamax dan Solar bersubsidi.
Sejak kenaikan harga BBM diumumkan, masyarakat di daerah yang terdapat SPBU Vivo ramai-ramai beralih dari SPBU Pertamina karena adanya selisih harga.
Baca Juga: Pemerintah Perintahkan SPBU Vivo Naikan Harga BBM, Ini Kata Pengamat
Namun SPBU milik PT Vivo Energy Indonesia yang terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss itu, hanya terdapat di daerah tertentu saja. Terutama berada di Jakarta dan sekitarnya.
Harga BBM dari SPBU Vivo vs Pertamina
Melansir dari Suara.com, Senin, 5 September 2022, berikut perbedaan harga antara SPBU Vivo dan Pertamina. Harga BBM SPBU Vivo per 3 September 2022.
1. Revvo 89 Rp 8.900 per liter
2. Revvo 92 Rp 15.400 per liter
3. Revvo 95 Rp 16.100 per liter.
Harga BBM SPBU Pertamina terbaru per 3 September 2022
1. Pertalite (RON 90) Rp 10.000 per liter
2. Pertamax (RON 92) Rp 14.500 per liter
3. Pertamax Turbo (RON 98) Rp 15.900 per liter
Artikel Terkait
Begini Kata Sri Mulyani Terkait Kenaikan Harga BBM Saat Harga Minyak Dunia Turun
Legislator Partai Demokrat Kritisi Pemerintah Naikan Harga BBM di Siang Hari
Buruh akan Gelar Demo besar-besaran Tolak Kenaikan Harga BBM
Siasati Kenaikan Harga BBM dengan Frugal Living, Apakah Itu? Simak Penjelesannya
Pemerintah Salurkan BLT BBM Melalui Tiga Cara Ini, Simak Penjelasannya
Harga BBM Subsidi Naik, Ini Dia Cara Menghematnya
Beda Dengan Milik Pemerintah, di SPBU ini BBM Lebih Murah
BBM Subsidi Naik, Ini Daftar Jenis Mobil yang Tidak Boleh Pakai Pertalite
Pemerintah Perintahkan SPBU Vivo Naikan Harga BBM, Ini Kata Pengamat
Harga BBM Naik, Netizen Teringat Lagu Iwan Fals 'Galang Rambu Anarki' Simak Liriknya
Komisi VI Minta Presiden Jokowi Cabut Kembali Kenaikan Harga BBM
3 Alasan Harga BBM Naik saat Minyak Dunia Turun Menurut Pengamat Ekonomi