Sri Mulyani Ungkap Dampak Ekonomi Jika Pertalite dan Solar Tidak Naik

photo author
- Selasa, 23 Agustus 2022 | 18:44 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Youtobe/Kemenkeu RI)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Youtobe/Kemenkeu RI)

AYOMEDAN.ID—Rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi semakin matang. Rencanaya kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar akan terjadi pada pekan depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan apa yang terjadi jika harga BBM Pertalite dan Solar tidak naik. Hal ini terkait anggaran subsidi pemerintah untuk BBM.

Jika tidak dinaikan, maka beban APBN semakin bertambah besar.

Baca Juga: Brigadir J Lulus dengan IPK 3,28, Rektor UT: Untuk Mencapai IPK 2.0 Saja Sulit

Melansir dari republika.co.id, Pemerintah menyebut anggaran subsidi energi dapat bertambah Rp 198 triliun apabila harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan. Adapun penambahan anggaran ini jika harga dan konsumsi minyak tetap berada dalam kondisi sekarang hingga akhir 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502 triliun. Adapun anggaran ini sudah naik tiga kali lipat dari rencana awal APBN 2022.

“Maka kita perkirakan subsidi itu harus nambah lagi, bahkan bisa mencapai Rp 198 triliun, di atas (di luar) Rp 502 (triliun). Nambah kalau kita tidak menaikkan BBM,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga: Komnas HAM Ungkap Temuan di Handphone Ajudan Ferdy Sambo, Begini Isinya

Sri Mulyani menyebut asumsi penambahan anggaran subsidi sebesar Rp 198 triliun hanya memperhitungkan Pertalite dan Solar, belum termasuk liquid petroleum gas (LPG) 3 kilogram dan listrik. “LPG dan listrik sudah masuk yang kemarin laporan semester I yang kita sudah naikkan, saya tidak membuat exercise,” ucapnya.

Sri Mulyani menjelaskan pihaknya diminta Presiden Joko Widodo untuk menghitung kecukupan anggaran subsidi energi terutama Pertalite dan Solar. Adapun hasil kalkulasi menunjukkan anggaran subsidi Rp 502 triliun atau naik tiga kali lipat dari tahun lalu.

Adapun tren kenaikan konsumsi BBM hingga Juli 2022 dan apabila tren itu berlanjut hingga akhir 2022 maka konsumsi BBM akan menyentuh 29 juta kilo liter. Padahal, pemerintah sudah menaikkan asumsi konsumsi BBM menjadi 23 juta kilo liter atau terdapat kelebihan enam juta kilo liter atau hampir 25 persen dari asumsi awal.

Baca Juga: Link Live Streaming Borneo FC vs Dewa United BRI Liga 1 2022-2023 Pekan Keenam serta Ulasan Jelang Laga

Selain itu, menurut Sri Mulyani, harga minyak dunia cenderung masih bergerak 104,9 dolar AS per barel atau di atas asumsi pemerintah sebesar 100 dolar AS per barrel. Nilai tukar rupiah pun bergerak kisaran Rp 14.750, sementara asumsi APBN Rp 14.450.

“Kalau tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan, tidak ada apa-apa, maka Rp 502 triliun tidak akan cukup. Nambah lagi bisa mencapai Rp 698 triliun,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X