sport

Gas Air Mata di Stadion Jatidiri Ingatkan Tragedi Kanjuruhan, Pengamat Desak Regulasi Suporter Segera Dibuat

Minggu, 19 Februari 2023 | 13:41 WIB
Laga PSIS Semarang vs Persis Solo diwarnai dengan insiden gas air mata seperti Tragedi Kanjuruhan. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOMEDAN.ID - Tragedi Kanjuruhan akibat gas air mata dari para oknum pada Oktober 2022 lalu menyisakan duka bagi sepak bola tanah air.

Belum juga selesai perkara hukum Tragedi Kanjuruhan, insiden gas air mata kembali terjadi. Kini pada pertandingan antara PSIS Semarang melawan Persis Solo pada Jumat, 17 Februari 2023 di Stadion Jatidiri, Semarang.

"Belum kering luka Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, kini kisruh terjadi di Stadion Jatidiri, Semarang, saat PSIS Semarang menjamu Persis Solo," kata pengamat sepak bola Akmal Marhali, Minggu, 19 Februari 2023, dikutip dari Instagram @akmalmarhali20.

Baca Juga: Bahaya Link Live Streaming Gratis Liga Inggris, Begini Cara Menonton Legal Anti Lag Premier League

Berbeda dengan Tragedi Kanjuruhan, Akmal mengatakan bentrok suporter dengan polisi terjadi di luar Stadion Jatidiri. Meski begitu, gas air mata yang ditembakkan aparat berhasil mengganggu pertandingan.

"Asapnya sampai masuk lapangan dan pertandingan sempat dihentikan di menit 74," katanya.

Akibat bentrokan tersebut, puluhan orang pingsan dan beberapa mengalami luka-luka. Beruntung, tak ada yang meninggal dunia. Namun Akmal mempertanyakan, sampai kapan kondisi sepak bola Indonesia seperti ini.

"Satu nyawa terlalu mahal untuk sepakbola. Kita semua ingin sepakbola sebagai hiburan, bukan kuburan," kata dia.

Akmal mengatakan bahwa semua pihak mesti melakukan intropeksi diri. Sepak bola Indonesia dinilai "seram".

Baca Juga: Terpilih Jadi Ketum PSSI, Erick Thohir Tancap Gas Bentuk Badan Tim Nasional PSSI Demi Ikut Piala Dunia 2024

Dia berujar bahwa PSSI, PT LIB, polisi, klub hingga suporter harus menyamakan pandangan dan mencari solusi agar hal seperti ini tidak lagi terulang.

"Semua harus introspeksi dan merenung. Sebegini seramnya kompetisi sepakbola nasional? PSSI, LIB, Polisi, Klub, Suporter harus duduk satu meja. Menyamakan persepsi sekaligus mencari solusi terbaik," kata dia.

Akmal mengatakan, sejatinya bila semua mau duduk satu meja dan berkomitmen bersama, tak ada lagi bentrokan suporter dengan polisi atau suporter dengan suporter di sepakbola.

"Tapi, bila terus didiamkan, bisa dibayangkan sepakbola kembali akan jadi korban di tahun politik 2024 saat pemilu serentak," ujar dia.

Halaman:

Tags

Terkini

Fethullah Gulen Wafat di Pennsylvania AS

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:13 WIB

Ayo Media Network Gelar Turnamen Golf

Jumat, 3 November 2023 | 20:33 WIB