Artinya: Sungguh berbahagia orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya.
Baca Juga: Resep Teh Susu Telur Khas Medan Sumatera Utara, Minuman Meningkatkan Energi dan Stamina
Ungkapan kekhusu'an shalat ini sebenarnya telah diajarkan oleh para faqih semenjak kita takbiratul Ihram ketika membaca do'a iftitah.
إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Sesungguhnya Shalatku, ibadahku (sembelihan), hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang yang berserah diri.
Begitu pentingnya kekhusyu'an karena, khusyu' dalam shalat akan mengantarkan kita meraih substansi, sehingga shalat kita lebih bermakna dan tidak sekedar menggugurkan kewajiban saja. Jika demikian, adanya ketika kita telah berhasil shalat dengan khusyu' maka secara otomatis shalat kita akan berfungsi sebagai filter diri atas berbagai tindakan kita. Sehingga apa yang Allah SWT firmankan dalam al-Ankabut ayat 45 akan terlaksana.
إن الصَلة تنهى عن الفخشاء واملنكر
Artinya: Sesungguhnya shalat itu (dapat) mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Hadirin Jemaah Jumat yang Berbahagia
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi Terbaru Tebuireng Online Berjudul Cara Menjemput Rezeki dengan Baik
Khutbah Jumat menjaga kualitas shalat ini erat hubungannya dengan menjaga kekhusyu'an. Kekhusyu'an bukanlah hal yang mudah, khusyu' dalam shalat memerlukan latihan dan latihan. Dalam sebuah kisah; suatu ketika sahabat Ali Karramallahu Wajhah diuji kekhusyu'annya oleh Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dalam dua raka'at shalat. Namun Sahabat Ali yang memiliki julukan 'babul 'ilmi' hanya berhasil khusyu' dalam satu raka'at.
Sesungguhnya khusyu' itu adanya dalam hati. khusyu' hanya dapat dirasakan dan sulit sekali untuk digambarkan dengan kata-kata. Mereka yang telah berhasil dalam khusyu' mungkin takkan pernah dapat menceritakan dalam ungkapan kata. Namun mereka hanya dapat bercerita bahwa khusyu' itu haruslah melalui latihan dan pembiasaan. Seorang sufi agung pernah berkata, bahwa khusyu dalam shalat dapat terbagi
menjadi 3 (tiga) tingkat.
1. Tingkatan Ta'abbud. Tingkatan awam yang dalam shalatnya benar-benar memposisikan diri sebagai seorang hamba yang papa yang mengharapkan do'anya dikabulkan dan sangat memerlukan pertolongan dari Allah yang Maha Kuasa. Shalat dengan model khusyu' semacam ini menurut kategorinya termasuk model shalat tingkat a'abbud.
Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Bertema Bermaksiat dengan Gadget, Lengkap dengan 7 Kiat Menghindarinya
2. Tingkatan kedua adalah Taqarrub yaitu kekhusyu'an yang melampaui tingkatan pertama. Mereka yang berada dalam posisi taqarrub dalam shalat hanya menginginkan keintiman dengan Allah SWT. Mereka tidak lagi memperdulikan do'a-doanya. Karena mereka telah melihat dunia begitu hina. Sehingga tidak perlu lagi dikejar dan dipinta. Bahkan mereka merasa malu jika terus-terusan meminta dunia kepada Allah SWT. Karena mereka hanya menginginkan kedekatan diri kepada-Nya.
Artikel Terkait
Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Terbaru Berjudul Cara Menjaga Hati yang Sehat
Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Keutamaan Istigfar Lengkap dengan Hadis
Teks Khutbah Jumat Singkat NU Online Terbaru, Bertema Isra Miraj Penuh Pesan
Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru dari NU Online Berjudul Makna Berkah Bulan Rajab
Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi Rajab dari NU Online Bertema Spirit Merawat Jagat Menjaga Peradaban
Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Terbaru Bertema Makna Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi Terbaru dari Kemenag Bertema Sholat Kewajiban Orang Muslim
Naskah Khutbah Jumat Edisi Terbaru Suara Muhammadiyah Bertema Keutamaan Memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad
Khutbah Jumat Singkat Bertema Bermaksiat dengan Gadget, Lengkap dengan 7 Kiat Menghindarinya
Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi Terbaru Tebuireng Online Berjudul Cara Menjemput Rezeki dengan Baik