Dalam situasi tersebut, Nabi melakukan sesuatu yang membuat orang tercengang. Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam air sisa yang berada dalam sebuah wadah itu dan berseru kepada para sahabatnya: Ayo mulailah berwudhu. Berkah datang dari Allah.
Para sahabat menyaksikan di sela-sela jari Nabi memancar air. Para sahabat tak hanya bisa wudhu dengan sempurna, tapi juga menghilangkan rasa haus karena air juga bisa diminum. Kisah ini bisa kita temukan dalam 'Umdatul Qari' Syarah Shahih Bukhari.
Hal yang menarik dari kisah ini adalah kata-kata Rasulullah tentang: al-barakah minallah. Kisah tersebut menunjukkan bahwa berkah bersumber dari Allah, bukan manusia, air, pohon, matahari, atau lainnya.
Meskipun, objek yang diberkahi itu bisa apa saja, termasuk air dan jemari Nabi. Krisis air bukan halangan bagi para sahabat untuk beribadah, bahkan mereka bisa sekaligus menyaksikan mukjizat Nabi yang tentu kian meningkatkan keteguhan iman mereka.
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Dalam Lisanul Arab, ‘barakah’ dimaknai sebagai an-mâ' waz ziyâdah, tumbuh dan bertambah. Sebagian ulama merinci lagi bahwa berkah adalah bertambahnya kebaikan (ziyâdaatul khair).
Kebaikan yang dimaksud tentu bukan kenikmatan duniawi, melainkan tingkat kesadaran kita kepada Allah, taqarrub ilallah. Berkah dengan demikian tidak terkait dengan banyak atau sedikitnya harta benda.
Orang yang kaya raya bisa jadi tidak mendapat keberkahan hidup ketika harta bendanya justru membuatnya merasa perlu dihormati, merendahkan orang miskin, berfoya-foya, atau untuk aktivitas maksiat. Sebaliknya, kemiskinan bisa mendatangkan berkah saat hal itu melatihnya bersabar, mensyukuri nikmat, atau bersikap baik kepada tetangga.
Berkah juga tidak harus berhubungan dengan kesehatan. Sebab, kondisi sakit pun kadang bisa membuat orang instrospeksi diri (muhasabah), tobat, dzikir, dan mengingat-ingat hak-hak orang lain yang mungkin ia langgar.
Meskipun, sakit pun juga bisa berbuah malapetaka ketika seseorang justru lebih banyak mengeluh, mencibir karunia Allah, atau melakukan sesuatu yang melampaui batas.
Tempat yang berArtinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
Baca Juga: Hore! Harga BBM Turun Lagi! Update di Kota Medan Sumatera Utara Hari Ini Jumat, 27 Januari 2023
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam Islam, terdapat empat bulan haram di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Saat tiba waktu Rajab, yang Rasulullah minta adalah keberkahan bulan ini, lalu keberkahan bulan Sya’ban, hingga ia dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan.
Artikel Terkait
YES! Harga BBM Turun Lagi! Update di Kota Pangkal Pinang Bangka Belitung Hari Ini Jumat, 27 Januari 2023
Hore! Harga BBM Turun Lagi! Update di Kota Medan Sumatera Utara Hari Ini Jumat, 27 Januari 2023
Harga BBM Turun Lagi! Segini Update di Kota Bandar Lampung Hari Ini Jumat, 27 Januari 2023
Genjot Pembangunan di Akhir Masa Jabatan, Bobby Nasution Realisasikan Waduk Solusi Banjir di Kota Medan
Pemilu 2024 di Indonesia Disebut Paling Besar dan Rumit di Dunia, Begini Kata Mahfud MD, Sempat Singgung Pers
Prabowo Subianto Dicolek Emak-emak saat Hadiri Acara Keagamaan di Kota Medan, Begini Aksi Bobby Nasution