Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Suara Muhammadiyah berjudul Menumbuhkan Sikap Itsar
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dari peristiwa tersebut, kita seharusnya perlu sadar bahwa bukan hanya di pesantren tindakan bullying ada. Ia bahkan terjadi di berbagai tempat dan institusi di negeri kita. Baik institusi pendidikan, perkantoran, dan yang lainnya. Hal tersebut membuat kita terenyuh ketika mendapati bahwa tindakan-tindakan bullying yang terjadi di negeri kita merupakan cerminan dari perilaku masyarakat kita sendiri. Itulah yang telah hilang dari kita, yaitu akhlak.
Jelas sekali bagi kita, tindakan bullying ataupun perundungan yang menyentak alam sadar kita, bukan saja dampak psikologis yang diakibatkan, bahkan hingga menghilangkan nyawa. Berapa banyak korban yang psikologisnya terdampak akibat tindakan bullying. Hal tersebut tentunya dapat merusak masa depan si korban. Bagaimana tidak? Pasca menerima tindakan bullying ia akan merasakan trauma dan depresi, lebih-lebih apabila tidak ada orang di sekitarnya yang peduli.
Bullying sendiri adalah perilaku agresif yang melibatkan berbagai perilaku, baik berupa kekerasan fisik seperti memukul, menampar, memalak, menendang, dan membuat gerakan kasar lainnya, atau kekerasan verbal seperti menghina, memanggil dengan panggilan buruk, menebar gosip, menuduh, dan sebagainya, maupun psikologis, seperti mengucilkan, menatap sinis, mempermalukan di depan umum, dan sebagainya. Umumnya oleh yang lebih senior, lebih kuat, dan berstatus sosial lebih tinggi daripada korban bullying.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam Al-Quran setidaknya ada 3 istilah yang masuk kategori bullying. Ketiganya bukanlah cerminan dari sifat seorang yang beriman kepada Allah, dan sudah barang pasti ketiga hal tersebut dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Tertinggal Sholat Jumat? Simak Penjelasannya
Istilah pertama adalah istihza, artinya adalah mengolok-olok. Disebutkan dalam surah Al-Baqarah
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Artinya: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. (QS Al-Baqarah :14).
Istilah yang kedua adalah sakhr, yaitu merendahkan dan mengejek. Hal ini pernah disebutkan Al-Quran ketika menyinggung umat Nabi Nuh yang mengejek Nabi Nuh ketika hendak membuat bahtera. Dalam surah Hud ayat 38 disebutkan:
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ ۚ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Artinya: “Mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (QS Hud : 38).
Istilah yang ketiga adalah talmiz, saling mencela. Disebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 11:
Artikel Terkait
Catat! Ini Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat
4 Tata Cara Berdoa Lengkap dengan Waktu dan Tempat Terbaik untuk Melakukannya
Kumpulan Doa: Bacaan Doa Ketika Waktu Magrib Seperti yang Diajarkan Rasulullah
10 Keutamaan Sholat Tepat Waktu, Salah Satunya Jadi Penolong Didunia dan Akhirat
Teks Khutbah Jumat Singkat Suara Muhammadiyah berjudul Menumbuhkan Sikap Itsar
Naskah Khutbah Jumat Singkat Terkini tentang Meraih Kebahagiaan
Naskah Khutbah Jumat Terbaru NU Online Berjudul tentang Moral dan Cakap Digital
Materi Khutbah Jumat Singkat Terbaru Suara Muhammadiyah Berjudul 'Bertakwa Semampunya'
Khutbah Jumat Safar Pekan Terakhir tentang Memaknai Rebo Wekasan
Khutbah Jumat Penghujung Bulan Safar NU Online tentang Sabar dengan Takdir