Tapi, seiring berjalannya waktu, disadari bahwa dengan hitungan tersebut jumlah hari dalam satu tahun hanyalah 304 hari. Ini tidak bisa sesuai dengan perubahan musim.
Pada tahun 700SM, Raja Numa Pompilius menambahkan jumlah bulan yang awalnya hanya ada 10 menjadi 12. Ini dilakukan demi menyesuaikan dengan perubahan musim. Ditambahkanlah dengan bulan Januari dan Februari, dimana bulan Februari adalah bulan terakhir dalam setahun.
Berkat penambahan dua bulan ini, jumlah hari dalam satu tahun pun menjadi 354 atau 355 hari. Dengan hitungan hari sebagai berikut:
Martius (31 hari); Aprilis (29 hari); Maius (31 hari); Junius (29 hari); Quintilis (31 hari); Sextilis (29 hari); September (29 hari); October (31 hari); November (29 hari); December (29 hari); Ianuarius (29 hari); dan Februarius (28 hari).
Baca Juga: Bisa Dicontoh Nih Bunda! Begini Cara Nikita Willy Hadapi Baby Issa kalau Tidak Mau Makan
Meski telah ada penambahan bulan, bukan berarti tidak ada masalah. Hitungan tanggal dari era Raja Numa Pompilius ini pun masih dinilai bermasalah, karena tidak sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada alam.
Sejarah Bulan Februari cuma 28 Hari
Dalam perkembangan selanjutnya, Kaisar Julius Caesar menggenapi 1 tahun menjadi 365 hari dan setiap 4 tahun sekali berumur 366 hari atau disebut tahun kabisat.
Pada awalnya, Julius Caesar menetapkan bulan Februari ada 29 hari, dan pada tahun kabisat menjadi 30 hari. Setelah masa kepemimpinannya berakhir, dan digantikan oleh Kaisar Agustus, lagi-lagi terjadi perubahan pada kalender.
Baca Juga: Kumpulan Puisi Cinta yang Manis dan Romantis untuk Hari Valentine, Kirim ke Kekasih Hati
Kaisar Agustus mengubah bulan Sextilis menjadi Augustus (Agustus) untuk mengabadikan namanya. Dan jika pada kalender sebelumnya bulan ini hanya berjumlah 30 hari, kali ini ditambah 1 hari menjadi 31 hari.
Namun demikian, penambahan hari di bulan Agustus itu tidak diiringi dengan penambahan jumlah hari dalam satu tahun.
Kaisar Agustus kemudian mengambil 1 hari dari bulan Februari lalu dipindahkan ke bulan Agustus. Nah, itulah sebabnya kenapa bulan Februari sampai saat ini hanya punya 28 hari, atau 29 hari pada tahun kabisat.
Mengutip dari laman Kelaspintar.id, seiring berjalannya waktu, kalender Romawi ini lagi-lagi menunjukkan adanya kesalahan. Alhasil, Paus Gregorius XIII selaku pimpinan gereja Katolik di Roma (1582) pun melakukan koreksi dan mengeluarkan beberapa keputusan.