Bukan juga malah kita yang ikut-ikutan ritual tersebut karena keliru memahami makna toleransi itu sendiri.
Apa yang sudah menjadi bagian dari Agama kita lakukanlah dengan sungguh-sungguh, dan apa-apa yang sudah menjadi bagian dari agama orang lain, maka biarkanlah.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Akhir Tahun 2022 Tentang Sifat yang Dibenci Allah SWT
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Mas’asyiral muslimin Rahimakumullah
Di dalam kitab Ibnu Katsir menjelaskan bahwa asbabun nuzul Surat Al Kafirun berawal dari orang-orang kafir Quraisy yang mengajak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka akan menyembah Allah selama satu tahun. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan surat ini.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait asbabun nuzul Surat Al Kafirun ini. Bahwa Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Juga: Inilah Tujuan Penciptaan Siang dan Malam seperti Disebutkan dalam Al Quran
Mereka mengatakan, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”
Penawaran seperti itu adalah penawaran yang bodoh dan konyol. Maka Allah pun menurunkan Surat Al Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah berlepas diri dari agama mereka.
Mas’asyiral muslimin Rahimakumullah
Sesungguhnya, menyembah itu bentuk beribadah atau ritual keagamaan. Sementara beribadah itu banyak macamnya sebagai mana dalam agama kita. Dalam agama lain pun ada macam-macamnya, dan kita belum tentu tau macam-macam ibadah agama lain.
Baca Juga: Asal Muasal Hari Jumat serta Peristiwa Penting yang Terjadi Padanya