Semangat anjuran ini bukan hanya terletak pada pelafalan kalimat “Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl” semata, tetapi lebih pada penguasaan emosi dan penguatan mental serta mengembalikan persoalan berat kepada Allah ketika menerima sebuah kenyataan meski pahit sekalipun.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللَّهُ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَضَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ فَقَالَ الْمَقْضِىُّ عَلَيْهِ لَمَّا أَدْبَرَ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ يَلُومُ عَلَى الْعَجْزِ وَلَكِنْ عَلَيْكَ بِالْكَيْسِ فَإِذَا غَلَبَكَ أَمْرٌ فَقُلْ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Baca Juga: 3 Formasi CPNS 2023 Paling Dibutuhkan, Lulusan di Bidang Ini Harap Bersiap
Artinya: "Dari Auf bin Malik ra bahwa Rasulullah saw memutuskan perkara di antara dua orang. Orang yang berperkara ketika berpaling mengucap 'Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl'. Rasulullah kemudian bersabda: 'Allah mencela kelemahan. Sebaliknya, kau harus kuat. Jika kau dirundung oleh suatu masalah, hendaknya mengucap Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl'." (HR Abu Dawud, An-Nasai, dan Al-Baihaqi).
Itulah bacaan doa agar bisa menerima kenyataan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat.