Pejuang berpeci
22 Oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri
5. Andhap Asor (Karya: Erliyana Muhsi)
Ditengah mulut-mulut berkoar
Suara santri lembut menyejukkan
Menyuburkan kembali dada-dada gersang
Dengan kuasa Tuhan
Di antara tangan-tangan yang melempar batu kerikil
Tangan santri mentasbih
Bertamu hatinya pada ilahi memohon belas kasih
Untuk kedamaian negeri
Baca Juga: 40 Tahun Terpisah, Rhoma Irama Kembali Rilis Lagu Baru 'Cinta dalam Khayalan' Bersama Elvy Sukaesih
Ketika para manusia tanpa pikir mengumpat, meresensi
Milik saudara beragama dan senegara
Santri mengalunkan suaranya di atas firman-firmanNya
Menelan ludah
Membiarkan peristiwa buruk lewat begitu saja
Bukan lemah
Tapi membina hati untuk lebih merendah lagi
Pada sepertiga malam, santri
Menjemput pelumat dada kepada Tuhan
Lewat sholat dan bacaan-bacaan
Mengusir dengki, Membunuh hama hati
Menyemai benih
Bekal hidup pada pergantian misteri
Santri,
Bukan seperti apa ia berpenampilan
Tapi bagaimana ia membelai Tuhan