lifestyle

Naskah Khutbah Jumat Terbaru tentang Larangan Bullying dalam Islam, sebagai Referensi Khatib Sholat Jumat

Rabu, 21 September 2022 | 13:38 WIB
Naskah khutbah Jumat NU Online terbaru tentang larangan bullying dalam Islam (Pixabay/Gerd Altmann)

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Suara Muhammadiyah berjudul Menumbuhkan Sikap Itsar

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari peristiwa tersebut, kita seharusnya perlu sadar bahwa bukan hanya di pesantren tindakan bullying ada. Ia bahkan terjadi di berbagai tempat dan institusi di negeri kita. Baik institusi pendidikan, perkantoran, dan yang lainnya. Hal tersebut membuat kita terenyuh ketika mendapati bahwa tindakan-tindakan bullying yang terjadi di negeri kita merupakan cerminan dari perilaku masyarakat kita sendiri. Itulah yang telah hilang dari kita, yaitu akhlak.

Jelas sekali bagi kita, tindakan bullying ataupun perundungan yang menyentak alam sadar kita, bukan saja dampak psikologis yang diakibatkan, bahkan hingga menghilangkan nyawa. Berapa banyak korban yang psikologisnya terdampak akibat tindakan bullying. Hal tersebut tentunya dapat merusak masa depan si korban. Bagaimana tidak? Pasca menerima tindakan bullying ia akan merasakan trauma dan depresi, lebih-lebih apabila tidak ada orang di sekitarnya yang peduli.

Bullying sendiri adalah perilaku agresif yang melibatkan berbagai perilaku, baik berupa kekerasan fisik seperti memukul, menampar, memalak, menendang, dan membuat gerakan kasar lainnya, atau kekerasan verbal seperti menghina, memanggil dengan panggilan buruk, menebar gosip, menuduh, dan sebagainya, maupun psikologis, seperti mengucilkan, menatap sinis, mempermalukan di depan umum, dan sebagainya. Umumnya oleh yang lebih senior, lebih kuat, dan berstatus sosial lebih tinggi daripada korban bullying.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam Al-Quran setidaknya ada 3 istilah yang masuk kategori bullying. Ketiganya bukanlah cerminan dari sifat seorang yang beriman kepada Allah, dan sudah barang pasti ketiga hal tersebut dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Tertinggal Sholat Jumat? Simak Penjelasannya

Istilah pertama adalah istihza, artinya adalah mengolok-olok. Disebutkan dalam surah Al-Baqarah

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

Artinya: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. (QS Al-Baqarah :14).

Istilah yang kedua adalah sakhr, yaitu merendahkan dan mengejek. Hal ini pernah disebutkan Al-Quran ketika menyinggung umat Nabi Nuh yang mengejek Nabi Nuh ketika hendak membuat bahtera. Dalam surah Hud ayat 38 disebutkan:

وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ ۚ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ

Artinya: “Mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (QS Hud : 38).

Istilah yang ketiga adalah talmiz, saling mencela. Disebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 11:

Halaman:

Tags

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB