AYOMEDAN.ID -- Bagi sebagian kalangan umat Islam di Indonesia, Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar, diyakini sebagai waktu turunnya 320.000 bala bencana.
Keyakinan Rebo Wekasan sebagai waktu turunnya bala, bersumber dari sufi yang kasyaf.
Adanya keyakinan tersebut membuat masyarakat, termasuk sebagian umat Islam, melakukan berbagai tradisi pada Rebo Wekasan.
Baca Juga: Niat Sholat Rebo Wekasan Lidafil Bala, Arab Latin dan Terjemahan serta Waktu Pelaksanaannya
Sebagian kalangan umat Islam mengerjakan berbagai amalan di Rabu terakhir bulan Safar ini.
Salah satu amalan yang umum dijumpai, yakni melaksanakan sholat Rebo Wekasan. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena bala.
Namun, para ulama berbeda pandangan tentang hal ini. Ada yang menganjurkan untuk mengerjakan sholat sunnah empat rakaat pada Rebo Wekasan, ada pula yang melarangnya.
Hukum Sholat Rebo Wekasan
Melansir dari NU Online, ada beberapa pendapat para ulama tentang sholat Rebo Wekasan.
Hukum shalat Rebo Wekasan menurut Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari adalah haram. Sebab, shalat Rebo Wekasan ini tidak ada asalnya dalam syariat.
Namun, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam Kanz al-Najah wa al-Surur menyebut bahwa Shalat Rebo Wekasan itu boleh dengan syarat bukan niat untuk Rebo Wekasan, melainkan diniatkan sebagai shalat sunnah mutlak.
Tata Cara Sholat Sunnah Mutlak Rebo Wekasan
Berikut tata cara pelaksanaan sholat sunnah mutlak pada Rebo Wekasan
Baca Juga: Panduan Amalan Rebo Wekasan, bisa Didownload Format PDF