lifestyle

Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Raih Kebaikan dan Keberkahan Ramadhan 1444 H

Selasa, 28 Maret 2023 | 18:15 WIB
Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Raih Kebaikan dan Keberkahan Ramadhan 1444 H (Unsplash.com - Dhru J)

AYOMEDAN.ID -- Dapatkan naskah Khutbah Jumat edisi terbaru Suara Muhammadiyah berjudul Raih Kebaikan dan Keberkahan Ramadhan 1444 H.

Khutbah Jumat ini akan menjelaskan 3 indikator inti dari keberkahan. Keberkahan pertama yaitu dengan memaknai sesuatu yang sedikit berasa banyak, sesuatu yang bermanfaat dan bisa menghantarkan seseorang dalam kebaikan.

Materi Khutbah Jumat edisi Ramadhan ini menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas sehingga dengan mudah dapat dipahami jamaah salat Jumat.

Baca Juga: Persita vs Persija Jakarta: Link Live Streaming, Live Score, Prediksi Skor dan Susunan Pemain BRI Liga 1

Berikut AyoMedan.id sajikan naskah Khutbah Jumat berjudul Raih Kebaikan dan Keberkahan Ramadhan 1444 H mengutip suaramuhammadiyah:

Khutbah Pertama

Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Semua amal saleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan. Di antara keutamaan dan keistimewaan Ramadhan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat,


قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم ْصِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّة ِوَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ.

“Telah datang kepada kalian semua Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat (dibelenggu) dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR. Ahmad)

Baca Juga: 2 Doa Buka Puasa Dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Kata berkah atau barakah atau mubarak berasal dari kata kerja yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lalu (fi’il madhi, past tense), baraka. Menurut Imam An-Nawawi, baraka itu artinya tumbuh, berkembang, bertambah dan kebaikan yang berkesinambungan. Ar-Raghib Al-Asfahaniy memaknai kata ini dengan ats-Tsubut (ketetapan atau keberadaan) dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Atau, dalam istilah Imam Al-Ghazali, barakah itu ziyadatul-khair ala kulli syai’, bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah diartikan dengan “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.”

Dalam buku Durus al-‘Am, Syaikh Abdul Malik Al-Qasimi menjelaskan bahwa berkah atau barakah adalah

وَالْبَرَكَةُ هِيَ ثُبُوتُ الْخَيْرِ الْإَلَهِيْ فِي الشَّيْءِ. فَإِنَّهَا إِذَا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا حَلَّتْ فِيْ كَثِيْرٍ نَفَعَ

“Barokah adalah adanya kebaikan yang berasal dari Allah pada suatu hal. Sesuatu yang sedikit jika mendapatkan keberkahan, berubah jadi terasa banyak. Sesuatu yang banyak jika mendapatkan keberkahan, terasa sangat besar manfaatnya.”

Halaman:

Tags

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB