Karena di akhirat nanti, kita tidak memiliki teman atau saudara satu pun. Di akhirat, semua mengurus dirinya sendiri. Bahkan, anak dan istri pun. Tetapi, yang bisa menjadi teman kita di akhirat ketika semua manusia lari dari kita adalah amal sholih. Amal yang baik itulah yang menemani dan menghibur kita nanti di akhirat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam mimbar-mimbar pengajian, atau di sekolah-sekolah sering kita mendengar seruan agar kita sebagai orang Islam menjaga akhlak mulia dalam sehari-hari. Karena memang misi nabi Muhammad Saw salah satunya adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi Saw bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang yang mulya”.
Tetapi, ada hal yang penting sesunggunya sebelum kita menyerukan akhlak mulya. Yaitu apa maksud dari akhlak mulya itu.
Dengan misi Nabi Muhammad Saw yang menyempurnakan akhlak itu berarti, agama Islam adalah agama yang salah satu misi besarnya adalah mengatur manusia menjadi manusia berakhlak.
Baca Juga: Khutbah Jumat NU Online Berjudul Memantapkan Persiapan Ramadhan di Bulan Syaban
Dari dasar tersebut, maka pertama-tama yang harus dipahami oleh kita semua adalah jika kita melaksanakan akhlak maka, wajib akhlak itu digantungkan, dinisbatkan dan dihubungan dengan iman. Perbuatan akhlak itu bisa sia-sia, bahkan tidak disebut akhlak yang mulia jika kita memisahkan perbuatan akhlak itu dengan keimanan.
Ingatlah Rasulullah Saw pernah bersabda:
من كان يؤمن با الله واليوم الأخر فليكرم ضيفه
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, maka hendaknya ia menghormati tamunya”.
Dalam hadis yang lain Nabi Muhammad Saw bersabda, barang siapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, maka hendaknya ia berbuat baik dengan tetangganya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah