Kedua: Ghibah
Ghibah kata Imam Nawawi adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).
Dalam Al-Adzkar (hlm. 597), Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, tetapi tersebar di khalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, tetapi yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melakui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »
“Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim, no. 2589)
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Menempa Diri di Madrasah Ramadhan
Ketiga: Namimah (Suka Mengadu Domba)
Imam Nawawi berkata, “Namimah adalah menukil perkataan orang lain dengan tujuan untuk membuat kerusakan. Namimah inilah sejelek-jelek perbuatan.”
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,
يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, tetapi sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292).
Baca Juga: Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Hikmah dan Berkah Bulan Ramadhan
Keempat: Mengejek Orang Lain (Istihza’)
Allah Ta’ala berfirman,
Artikel Terkait
Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Ramadhan Beragama dan Media Sosial
Tautan Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Manfaat Salat Tarawih
Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Meresapi Berbagai Karunia Ramadhan
Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Ramadhan Momentum Biasakan Diri Rajin Baca Al Quran
Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Lima Keistimewaan bagi Umat Islam di Bulan Ramadhan
Link Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Ancaman bagi Orang yang Nekat Batalkan Puasa Ramadhan
Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Hikmah dan Berkah Bulan Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat NU Online Berjudul Menempa Diri di Madrasah Ramadhan
Teks Khutbah Jumat Edisi Terbaru Berjudul Tiga Jenis Ibadah Utama di Bulan Ramadhan
Download Naskah Khutbah Jumat PDF Berjudul Perkuat Iman dengan Membaca Al Quran