Renungan Katolik Kamis 15 September 2022, Hidup dengan Iman dan Pengabdian

photo author
- Kamis, 15 September 2022 | 06:36 WIB
Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa
Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa

AYOMEDAN.ID—Renngan harian Katolik Kamis 15 September 2022. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita.

Renungan hari ini firman Tuhan dari Ibrani 5:7-9. Bacaan Injil Yohanes 19:25-27

 

Reungan   

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita merayakan Peringatan SP. Maria Berdukacita, yang berkaitan dengan Pesta yang baru saja kita rayakan sehari sebelumnya, yaitu Pesta Pemuliaan Salib Suci. Dan sementara kemarin kita bersukacita dalam kemuliaan Salib Suci dan kemenangan yang telah dimenangkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus karena pengorbanan-Nya di kayu Salib, hari ini kita ingat bahwa di belakang Salib, tepatnya di kaki Salib, adalah Maria, ibu Tuhan kita.

Maria Berdukacita adalah salah satu gelar yang lebih menonjol dari Bunda Maria. Ada banyak gelar yang disematkan ke pada sosok Bunda Yesus ini. Bunda yang Termurni, Bunda yang Patut Dicintai, Bunda Penebus, Bunda Segala Bangsa, Bunda Segala Kemenangan, Perawan yang Murah Hati, Perawan yang Setia, Cermin Kekudusan, Takhta Kebijaksanaan, Bejana Rohani, Bunda Keselamatan Orang Sakit, Bunda Pertolongan Umat Kristen, Ratu Para Malaikat, Tabernakel Pertama, dan Ratu Samudra Pasifik.

Ini hanya sebagian deretan gelar yang dilekatkan kepada pribadi Maria. Jika disebutkan semua, ada 17 gelar yang dimiliki Maria. Gelar-gelar itu memiliki latar belakang beragam, yang muncul dari pengalaman perjumpaan iman umat Allah bersama Maria. Gelar ini jelas merujuk pada saat-saat duka dan duka yang mendalam dalam kehidupan Maria.

Inilah yang dinubuatkan nabi Simeon kepada Maria dan Yusuf, pada saat mereka membawa Bayi Yesus ke Bait Allah untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dia menubuatkan bahwa pedang akan menembus hati Maria, ibu Tuhan kita, tetapi melalui itu, dari banyak hati, pikiran dapat terungkap. Ini adalah pemikiran yang selalu dimiliki Maria untuk Putranya, yang selalu menempatkan Dia di garis depan pikirannya, dan perhatian dan cinta yang Dia miliki untuknya, yang sekarang dia tunjukkan kepada kita dari hatinya yang terluka.

 Di antara devosi kepada SP. Maria Berdukacita adalah meditasi dan refleksi Tujuh Duka SP. Maria.

Berikut ini adalah Tujuh Duka Maria:

  1. Nubuat Simeon. (Lukas 2: 34-35)
  2. Perjalanan ke Mesir. (Matius 2:13)
  3. Kehilangan Yesus di Bait Suci. (Lukas 2: 43-45)
  4. Maria bertemu Yesus dalam Perjalanan ke Kalvari (Jalan Salib)
  5. Yesus wafat di Kayu Salib. (Yohanes 19:25)
  6. Maria menerima Tubuh Yesus dalam pelukannya. (Matius 27: 57-59)
  7. Tubuh Yesus Ditempatkan di makam. (Yohanes 19: 40-42)

Tak perlu dikatakan bahwa bahkan Bunda Yesus pun tidak luput dari penderitaan dan kesedihan. Namun penderitaan dan kesedihan Maria sangat erat bersatu dengan penderitaan dan kesedihan Yesus seperti yang dapat kita lihat dalam Tujuh Duka Maria.

Penderitaan dan kesedihan Maria juga membuatnya bersatu dengan kita dalam penderitaan dan kesedihan kita sendiri dalam hidup. Tuhan tidak membebaskan Maria dari kesedihan dan penderitaan, sama seperti Dia tidak menyelamatkan Yesus dari kematian di kayu salib.

Tetapi seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, Yesus berserah diri dengan rendah hati kepada Tuhan yang menyelamatkan Dia dari kematian, demikian pula Maria juga tunduk dengan rendah hati kepada Tuhan meskipun pedang kesedihan menembus hatinya. Maria percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkannya dari kesedihan dan penderitaannya.

Oleh karena itu, hari ini kita semua memandang Maria, Bunda Tuhan dan Allah kita, yang telah dipercayakan Putranya kepada kita sebagai Bunda kita, dan sebaliknya, bahwa kita juga telah dipercayakan kepadanya sebagai anak angkatnya. Dan di dalam dia kita melihat mata sedih yang telah menatap penderitaan Putranya, saat Dia memikul salib-Nya, berjalan di jalan yang panjang dari Yerusalem ke Kalvari, melihat Putranya ditolak dan diinjak-injak, dibenci dan dibuat menderita, menanggung beban beban dosa kita, keseluruhan beban dosa umat manusia yang tak terbayangkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: renunganpagi.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X