Tentu saja kita tidak boleh berkonsultasi dengan horoskop atau peramal. Karena bacaan pertama memberi tahu kita ini: "Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap." Lalu siapa yang dapat menemukan apa yang ada di langit?
Ya, kita tidak tahu apa yang ada di depan, dan bagi mereka yang terobsesi dengan masa depan, mereka terus-menerus hidup dalam kecemasan dan merasa tidak bahagia tentang masa kini.
Dalam Injil, Yesus tidak berbicara tentang masa depan. Sebaliknya Dia berbicara tentang tuntutan pemuridan dan tentang memikul salib. Kita mungkin berpikir: Itu hal biasa, jadi apa lagi yang baru?
Kemudian Yesus memberi tahu kita dua perumpamaan. Salah satunya adalah tentang membangun menara, dan satu lagi tentang berperang. Kedua perumpamaan itu mungkin memberi tahu kita sesuatu tentang masa kini dan juga masa depan kita.
Jadi untuk semua yang kita rencanakan dan kerjakan, apa yang sebenarnya kita bangun? Untuk semua menara pencakar langit yang ingin kita bangun, akankah itu semua benar-benar membantu kita sampai ke surga? Bagaimanapun, monumen hari ini adalah reruntuhan masa depan.
Dengan karunia kebijaksanaan, kita akan melihat bahwa apa yang seharusnya kita bangun bukanlah menara pencapaian tetapi jembatan hubungan. Ya, itu adalah hubungan yang kita bangun dengan Yesus dan satu sama lain yang akan membentuk jembatan ke masa depan dan juga kekekalan.
Dan tentang perumpamaan berperang. Kita mungkin ingat bahwa Santo Paulus memberitahu kita untuk berjuang dalam perjuangan yang baik. Dengan kata lain kita harus memilih dengan bijak pertempuran apa yang harus kita perjuangkan, sehingga kita akan berjuang untuk Tuhan dan tidak berakhir berperang melawan orang lain. Berjuang untuk apa yang Tuhan inginkan akan memberi kita kemenangan dalam kekekalan. Melawan orang lain hanya akan membawa kita kesengsaraan-kesengsaraan.
Jadi Yesus telah memberi kita pandangan sekilas tentang masa depan serta sekilas tentang kekekalan dengan dua perumpamaan itu. Dan selain itu, Alkitab memberi tahu kita bahwa masa depan kita ada di tangan Tuhan, dan Surga adalah rumah abadi kita. Kita semua memiliki tempat duduk dalam perjamuan kekal yang telah Allah persiapkan untuk anak-anak-Nya. Untuk memiliki harapan akan masa depan yang mulia dan kekekalan itu, maka kita harus mendengarkan apa yang Yesus katakan kepada kita. Kita harus melepaskan rasa ingin tahu dan obsesi kita akan masa depan, memikul salib kita hari ini, menjadi murid Yesus dan mengikuti Dia ke dalam kekekalan.
Antifon Komuni (Mzm 42:2-3; PS 425)
Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah jiwaku merindukan Dikau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.
Like the deer that yearns for running streams, so my soul is yearning for you, my God; my soul is thirsting for God, the living God.
Artikel Terkait
Legislator Soroti Penanggulangan Banjir Bengkulu Terkendala Anggaran
Siasati Kenaikan Harga BBM dengan Frugal Living, Apakah Itu? Simak Penjelesannya
Inilah Doa yang Dibaca Nabi Sulaiman ketika Mendengar Percakapan Semut
Inilah Adab-adab dalam Berdoa yang Wajib Diketahui
Jadwal Sholat Hari Ini untuk Kota Medan Minggu 4 September 2022 Lengkap dengan Syarat Sah Sholat