AYOMEDAN.ID--Modernisasi sistem penggilingan padi menggunakan mesin canggih menjadi satu jawaban untuk mempercepat produksi pertanian dan menyejahterakan petani. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan mendorong perluasan cakupan di berbagai daerah.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat meninjau kilang padi di Dusun I, Desa Kotagaluh, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Baca Juga: Produksi Cabai Merah dan Bawang Merah di Sumut Surplus
Diketahui kilang padi yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Dhirga Surya tersebut merupakan bagian dari program pembinaan petani padi bermartabat, dalam rangka pengadaan beras untuk Sumut Bermartabat.
Kilang padi yang menerapkan Sistem Resi Gudang (SRG) tersebut dilengkapi fasilitas Rice Milling Unit (RMU) dengan kapasitas input Gabah Kering Giling (GKG) 5 - 7 ton/jam dan output beras 3 ton/jam. Juga ada driyer berkapasitas 30 ton Gabah Kering Panen (GKP) dan Silo 2 x 30 ton GKG. Sehingga ditargetkan dapat menyerap 1.000 ton GKP/bulan.
Baca Juga: Jadwal Lengkap BRI Liga 1 2022-2023 Pekan Kedelapan, Simak Tempat dan Waktu Pertandingannya
Pada kunjungan tersebut, Gubernur melihat bagaimana proses produksi mulai dari pengering gabah, pengupasan kulit padi hingga pengemasan yang menggunakan mesin modern. Ia juga diberi penjelasan tentang bagaimana alat tersebut mempersingkat waktu, sehingga tidak memerlukan waktu penjemuran padi hingga kering.
“Di negara lain itu orang sudah seperti ini, tidak menjemur, bikin lahan semen, dijemur, keringkan lewat matahari. Berapa lama waktu prosesnya. Inilah yang akan dikelola,” ujar Gubernur usai meninjau proses produksi.
Baca Juga: Disdukcapil Medan Jemput Bola Rekam E-KTP 121 Warga Binaan di Rutan
Namun, kata Gubernur, proses produksi tersebut masih skala kecil jika dibandingkan dengan jumlah produksi padi dari petani di Kabupaten Sergai dengan luas areal persawahan sekitar 31 ribu hektare.
Tetapi mesin tersebut memiliki keunggulan dengan hanya memerlukan waktu satu jam sejak gabah mulai diproses sampai menjadi beras dan dikemas dalam karung.
“Jadi tadi saya katakan, kalau memang benar ini bisa menyejahterakan rakyat, kenapa tidak. Memang kehadiran kami, DPRD, Bupati, ini kan untuk itu. Makanya saya datang ke sini. Karena banyak yang sudah ngomong (bicara) sana sini, tetapi saya lihat ini ada wujudnya yang bisa kita perbuat,” sebutnya.
Sebagai tindak lanjut, kata Gubernur, pihaknya akan menyiapkan kebijakan dan fasilitas agar pengelolaan proses produksi beras bisa dilakukan secara profesional. Karena menurutnya, langkah tersebut menggunakan uang rakyat.
Artikel Terkait
Habib Bahar bin Smith Bebas, Ini yang Dilakukan setelah Keluar dari Penjara
Korban Kecelakaan truk di Bekasi Bertambah Jadi 33 orang
Teks Khutbah Jumat Seputar Bulan Safar dengan Tema Menghargai Waktu, untuk Referensi para Khatib
Komnas HAM Akhiri Penyelidikan Kasus Brigadir J, Hasilnya akan Diserahkan ke Polri, DPR RI hingga Presiden
Materi Khutbah Jumat Singkat Berjudul Menghargai Waktu
Kumpulan Ucapan atau Quotes September Bahasa Inggris dan Artinya, Cocok untuk Sambut September Ceria
Pendaftar BBM tepat Sasaran Tembus 1 Juta Unit Kendaraan, yang Belum Masih Bisa Daftar
DAMRI Layani Angkutan Pariwisata Danau Toba, Ini Jadwal Keberangkatan dan Besaran Tarifnya
Atasi kelangkaan , Komisi IV DPR RI Minta Pemerintah Tentukan HET Pupuk Non-Subsidi
Legislator Minta Komnas HAM Serahkan Hasil Penyelidikan Brigadir J Secara Transparan