Habitat Rusak Picu Konflik Gajah-Manusia di Aceh Masih Terjadi

photo author
- Rabu, 20 Juli 2022 | 16:20 WIB
Ilustrasi Gajah (Pixabay)
Ilustrasi Gajah (Pixabay)

AYOMEDAN.ID--Konflik antara Gajah dengan Manusia di Aceh hingga kini masih terjadi. Bahkan konflik Gajah-Manusia di Aceh terjadi setiap hari.

Konflik Gajah-Manusia terjadi di beberapa wilayah di Aceh, khususnya di tempat habitat gajah berubah fungsi menjadi lahan sawit.

Melansir dari republika.co.id, otoritas setempat bahkan bingung harus menggiring gajah kemana, karena hutan yang awalnya lebat kini berubah menjadi lahan sawit.

Baca Juga: Jejak Harimau Sumatra Ditemukan di Solok, Warga Diminta Hati-hati

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyatakan konflik gajah dengan manusia di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh terjadi hampir setiap hari. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman mengatakan, konflik tersebut terjadi karena habitat satwa dilindungi tersebut terganggu dan rusak.

"Konflik atau gangguan gajah terhadap manusia terjadi hampir setiap hari di Aceh. Ini terjadi karena kawasan hutan yang menjadi habitat liar dilindungi tersebut sudah rusak atau terganggu dan berubah fungsi," kata Kamarudzaman, Selasa (19/7/2022).

Kamarudzaman menyebut, populasi gajah di Provinsi Aceh diperkirakan 500 hingga 600 ekor. Wilayah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia di antaranya di Kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Timur.

Baca Juga: Ancam Diblokir, Berikut Sosmed yang Sudah Mendaftar ke Pemerintah

Di Kabupaten Pidie, kata Kamarudzaman, konflik gajah dengan manusia terjadi di 65 desa yang tersebar di 11 kecamatan. Konflik tersebut hingga kini terus berlangsung.

"Kami terus berupaya mengatasi konflik gajah di Kabupaten Pidie. Namun karena habitatnya sudah rusak, maka semakin sulit menanganinya. Kendati begitu, kami terus berupaya, paling tidak mencegah kematian satwa dilindungi tersebut," kata Kamarudzaman.

Dia mengatakan, gajah merupakan satwa kunci di Aceh. Gajah di Aceh termasuk satwa liar dilindungi yang terancam punah. Selain karena konflik, gajah juga menjadi sasaran perburuan.

Baca Juga: Sepuluh Pasangan Tanpa Busana Digerebek Satpol PP dari Sebuah Kafe di Labuhandeli

Di banyak wilayah di Aceh, kata Kamarudzaman, kawasan hutan yang sebelumnya menjadi habitat gajah, kini berubah menjadi perkebunan sawit. Tidak sedikit gajah yang terjebak di perkebunan tersebut.

"Seperti di Kabupaten Aceh Utara, kami tidak tahu lagi ke mana menggiring kawanan gajah karena kawasan hutan sudah berubah menjadi perkebunan sawit. Dan ini berdampak timbulnya konflik gajah dengan manusia," kata Kamarudzaman.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X