ini-medan-bung

Naskah Khutbah Jumat Berjudul Mengimani Isra Miraj dan Meningkatkan Kualitas Shalat

Kamis, 19 Januari 2023 | 18:15 WIB
Naskah Khutbah Jumat Berjudul Mengimani Isra Miraj dan Meningkatkan Kualitas Shalat (Pexels/Shahbaz Akram)

Kemudian dari Masjidil Aqsha naik ke atas ke Sidratul Muntaha di Arsy (langit ketujuh) hingga kembali lagi ke bumi di kota Makkah dalam waktu semalam atau kira-kira dalam rentang 12 jam.

Dalam peristiwa ini Allah subhanahu wa ta’ala bermaksud memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi sekitar 10 tahun setelah Nabi Muhammad shallahu alahi wa sallam diangkat menjadi nabi sekaligus rasul.

Selama sepuluh pertama kenabiannya, Rasulullah shallahu alahi wa sallam menghadapi banyak tantangan terberat dalam tugas-tugas dakwahnya.

Misalnya, jumlah kaum muslimin masih relatif sedikit sementara jumlah yang menentang dakwah beliau lebih banyak. Secara ekonomi, beliau juga diganggu dengan berbagai embargo untuk mempersulit kehidupan ekonominya.

Secara sosial, beliau juga dikucilkan dari kehidupan sosial yang dilancarkan orang-orang Quraisy.

Baca Juga: Resep Puding Jeruk Anti Gagal: Lembut, Manis, Cocok Jadi Takjil Buka Puasa

Tidak hanya itu, beliau juga menjalani suasana hati yang amat sedih dengan meninggalnya orang-orang yang dicintainya, yakni sang paman, Abu Thalib bin Abdul Muthalib, dan istri beliau Siti Khadijah radliyallahu ‘anha.

Dalam suasana seperti itu Allah subhanahu wa ta’ala meng-isra’ dan mi’raj-kan Nabi Muhammad shallahu alahi wa sallam sebagai “hadiah” atas kesabaran dan ketabahan beliau selama sepuluh tahun pertama menjadi nabi sekaligus untuk menerima perintah baru yang harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya.

Perintah itu adalah shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan setiap hari dalam keadaan apa pun.

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Isra’ dan Mi’raj bukanlah peristiwa biasa, tetapi merupakan peristiwa luar biasa yang bagi kebanyakan orang, akal saja tidak cukup untuk bisa menerima kebenarannya.

Peristiwa ini memiliki tingkat keluar-biasaan yang tidak jauh berbeda dengan peristiwa bagaimana Nabi Isa alaihis salam lahir dari seorang ibu yang masih perawan.

Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa alaihis salamsudah bisa berbicara kepada orang lain guna membela dan membebaskan ibunya dari fitnah perzinaan yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi.

Untuk menerima kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj tidak cukup hanya dengan mengandalkan akal karena akal manusia memiliki keterbatasan.

Halaman:

Tags

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB