Baca Juga: Baru Gabung, Ridwan Kamil Langsung Dapat Jabatan Tinggi di Partai Golkar, Apa Itu?
Bentuk inilah yang menandakan kekeluargaan yang erat dan tak mudah dipisahkan.
Adapun keranjang identik dengan hantaran makanan yang ditujukan pada keluarga dan kerabat untuk keakraban.
Sejarah kue keranjang berasal dari legenda kematian Wu Zixu, seorang jenderal dan politisi kerajaan Wu pada Periode Musim Semi dan Gugur (771-476 SM), Raja Yue, Goujian, menyerang ibu kota Wu.
Karena insiden itu, tentara dan warga Wu terjebak di kota dan tidak ada makanan.
Banyak orang mati kelaparan selama pengepungan.
Baca Juga: Resep Bolu Kukus Pelangi Anti Gagal: Hasilnya Lembut, Cocok Jadi Takjil Buka Puasa Ramadhan
Di saat-saat sulit tersebut, orang-orang mengingat kata-kata Wu Zixu: "Jika negara dalam kesulitan dan orang-orang membutuhkan makanan, pergi dan gali tanah di bawah tembok kota sedalam tiga kaki dan dapatkan makanan."
Para prajurit melakukan apa yang diperintahkan Wu Zixu dan menemukan bahwa fondasi tembok itu dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.
Sejak saat itu, orang membuat Nian Gao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat NU Online Terkini 2023 Berjudul Ikhtiar Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani
Seiring berjalannya waktu, Nian Gao menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Imlek.
Mengutip China Highlights, kue ketan manis ini diyakini dibuat sebagai persembahan kepada Dewa Dapur, yang diyakini bersemayam di setiap rumah.
Setiap penghujung tahun, cerita rakyat di China menyebut bahwa Dewa Dapur membuat "laporan tahunan" kepada Kaisar Giok.