AYOMEDAN.ID—Renungan harian Katolik Selasa 29 November 2022. Hari Biasa Pekan I Adven
Doa Pagi
Allah Bapa Mahamurah hati, kabulkanlah doa kami dan bantulah kami dalam kesusahan. Semoga Putra-Mu menghibur kami dengan kedatangan-Nya, agar kami sanggup berjuang melawan pengaruh manusia lama. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya 11:1-10.
Bacaab Injil Suci menurut Lukas 10:21-24.
Renungan
Bagaimana Tuhan membawa Kerajaan-Nya kepada kita? Yesus mengatakan bahwa banyak nabi dan raja sebelum Dia ingin melihat dan memahami rencana Allah untuk mendirikan kerajaannya. Ketika takhta Raja Daud digulingkan dan kosong selama berabad-abad, Tuhan berjanji, bagaimanapun, untuk membangkitkan seorang raja baru dari tunggul Isai, ayah Daud. Raja mesianis ini akan memerintah selamanya karena Roh Allah akan berdiam di atasnya dan tinggal bersamanya (Yesaya 11:1).
Yesaya menubuatkan bahwa Mesias akan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh - dengan hikmat, pengertian, nasihat, kekuatan, pengetahuan, dan takut akan Tuhan (Yesaya 11:2 - untuk penjelasan tentang karunia-karunia lihat artikel yang bermanfaat ini). Raja ini akan mendirikan Kerajaan Allah, bukan dengan paksaan kehendak manusia dan kekuatan militer, tetapi dengan mempersembahkan hidupnya sebagai kurban penebusan bagi dosa dunia. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Yesus, Raja Mesias sejati, akan mengalahkan Setan, mengalahkan maut, dan memenangkan pengampunan dan pendamaian bagi orang-orang berdosa. Rencana penebusan Allah tidak hanya mencakup orang-orang Yahudi tetapi juga semua bangsa di bumi. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya Yesus menjadikan kita warga surga dan sahabat-sahabat Allah. Tuhan Yesus ingin agar kita hidup dalam pengharapan yang penuh sukacita dan pengharapan yang penuh keyakinan bahwa Ia akan datang kembali untuk sepenuhnya menegakkan Kerajaan kebenaran dan kedamaian-Nya.
Apa yang dikatakan doa Yesus (Lukas 10:21-22) tentang Allah dan tentang diri kita sendiri? Pertama, ini memberitahu kita bahwa Allah adalah Bapa dan Tuhan atas bumi dan juga surga. Dia adalah Pencipta dan Pengarang dari semua yang telah Dia buat, asal pertama dari segala sesuatu dan otoritas transenden, dan pada saat yang sama, kebaikan dan kasih sayang untuk semua anak-anak-Nya. Semua kebapaan dan keibuan berasal dari dia (Efesus 3:14-15). Doa Yesus juga mengandung peringatan bahwa kesombongan dapat menjauhkan kita dari kasih dan pengenalan akan Tuhan.
Tuhan menentang orang yang sombong tetapi memberikan hikmat dan pengertian kepada orang yang rendah hati. Kesombongan menutup pikiran terhadap kebenaran dan hikmat Tuhan bagi hidup kita. Yesus mengontraskan kesombongan dengan kesederhanaan dan kerendahan hati seperti anak kecil. Kesederhanaan hati itu seperti "bayi" dalam arti mereka melihat dengan murni tanpa kepura-puraan dan mengakui ketergantungan dan kepercayaan mereka kepada Tuhan yang merupakan sumber segala kebijaksanaan dan kekuatan. Mereka mencari satu hal - "summum bonum" atau "kebaikan terbesar" yaitu Tuhan sendiri.
Kesederhanaan hati dikawinkan dengan kerendahan hati, ratu kebajikan, karena kerendahan hati mencondongkan hati menuju rahmat dan kebenaran. Sama seperti kesombongan adalah akar dari setiap dosa dan kejahatan yang dapat kita bayangkan, demikian pula kerendahan hati adalah satu-satunya tanah di mana kasih karunia Allah dapat berakar. Itu saja membutuhkan sikap yang benar di hadapan Tuhan dan memungkinkan dia sebagai Tuhan untuk melakukan semuanya. "Allah menentang orang yang sombong, tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati" (Ams. 3:34, Yakobus 4:6). Rahmat kerendahan hati seperti Kristus mencondongkan kita kepada Tuhan dan mengarahkan kita untuk menerima hikmat, anugerah, dan pertolongan Tuhan.. Apakah Anda mencari hikmat dan kasih karunia Allah dengan kerendahan hati dan kepercayaan?
Melalui Kristus kita secara pribadi dapat mengenal Bapa dan dipersatukan dengan-Nya Yesus membuat klaim yang tidak akan berani dibuat oleh siapa pun: Dia adalah wahyu Allah yang sempurna. Pengetahuan kita tentang Tuhan tidak hanya terbatas pada mengetahui sesuatu tentang Tuhan - siapa Dia dan seperti apa Dia. Kita dapat mengenal Tuhan secara pribadi dan dipersatukan dengan-Nya dalam hubungan cinta, kepercayaan, dan persahabatan. Yesus memungkinkan kita masing-masing untuk secara pribadi mengenal Allah sebagai Bapa kita. Melihat Yesus berarti melihat seperti apa Allah itu. Di dalam Yesus kita melihat kasih Allah yang sempurna - Allah yang sangat peduli dan merindukan pria dan wanita, mengasihi mereka sampai menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka di atas kayu salib.