AYOMEDAN.ID -- Masyarakat perlu waspada terhadap gagal ginjal akut misterius pada anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tingkat kematian akibat penyakit tersebut, mencapai 50 persen.
Gagal ginjal akut pada anak mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. Kemenkes mencatat, hingga 18 Oktober 2022 total ada 206 anak di 20 provinsi dilaporkan mengalami gagal ginjal akut, dimana 99 diantaranya meninggal dunia.
Diketahui, gangguan ginjal akut menyerang pada anak di bawah 5 tahun. Kasus tersebut mengalami peningkatan sejak Agustus 2022.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, tingkat kematian (fatality rate) pasien gangguan ginjal akut (acute kidney injury atau AKI), misterius mendekati 50 persen.
Dengan kata lain, satu dari dua pasien yang didiagnosa gangguan ginjal akut misterius, meninggal dunia.
Budi menambahkan, balita yang terpapar penyakit ini mencapai 70 orang per bulan. Bahkan menurutnya, realitasnya bisa lebih banyak dari jumlah tersebut per bulan.
Hingga saat ini, gagal ginjal akut pada anak belum diketahui pasti penyebabnya. Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, dan sejumlah institusi lainnya, melakukan pemeriksaan laboratorium, guna memastikan penyebab dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Artis Inisial R yang Terlibat Skandal Video Syur
Sementara itu, sebagai langkah antisipatif, Kemenkes melarang penggunaan obat sirup pada anak.
Sebagai alternatifnya, Kemenkes menyarankan agar pengobatan anak dengan menggunakan obat dalam bentuk lain, seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.
Mengutip dari Instagram Kemenkes, ada beberapa ciri umum yang muncul dari gangguan ginjal akut, yakni penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil disertai demam atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah.
Walaupun demikian, orang tua diimbau tidak panik dalam menghadapi gagal ginjal akut tersebut.