AYOMEDAN.ID—Renungan harian Katolik Sabtu 10 September 2022. Hari Biasa Pekan XXIII
Bacaan pertama renungan Katolik hari ini dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus 1Kor 10:14-22a.
Bacaan Injil dari Lukas 6:43-49.
Perkataan, tindakan, dan perilaku mencerminakn kepribadian kita. Mari kita renungkan apa yang Tuhan sampaikan dalam firmannya. Semoga kita dapat mengerti apa makna dari renungan hari ini.
Di hampir setiap agama, makanan digunakan dalam ibadah sebagai tanda persekutuan dengan yang Ilahi. Oleh karena itu dalam ibadah ada yang dipersembahkan untuk dikorbankan. Itu bisa berupa binatang, atau hasil bumi, atau makanan yang dimasak. Bahkan dalam Ekaristi, roti dan anggur dipersembahkan dan melalui konsekrasi imam, kita mengambil bagian Tubuh Kristus dalam persekutuan.
Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus harus mengingatkan orang-orang Kristen bahwa mereka memang dalam persekutuan dengan Kristus ketika mereka mengambil bagian dalam memecahkan roti dalam Ekaristi. Ekaristi diberikan sebagai kurban Tubuh dan Darah-Nya, agar dengan mengambil bagian di dalamnya, kita dapat bersatu dengan Kristus dan dengan sesama anggota-Nya menjadi satu Tubuh. (Lih. KGK 1329) Kita juga perlu ingat bahwa kita yang telah dibaptis berada dalam persekutuan dengan Kristus dan bahwa Kristus hidup di dalam hati kita.
Dari kata-kata yang keluar dari hati kita, kita akan tahu betapa sadarnya kita akan kehadiran Kristus di dalam kita. Persatuan kita dengan Kristus dalam Komuni kudus, “melindungi, menambah, dan membaharui pertumbuhan kehidupan rahmat yang diterima dalam Pembaptisan.” (KGK 1392). Katekismus juga mengajarkan bahwa dengan Komuni kudus kita menerima rahmat ilahi, dan dengan demikian Ekaristi merupakan antisipasi kemuliaan surgawi.
(lih. KGK 1402) Dengan merayakan Ekaristi, kita menantikan dengan rindu kedatangan Penyelamat kita Yesus Kristus, untuk mengambil bagian di dalam kemuliaan-Nya (lih. KGK 1040). “Setiap kali misteri ini dirayakan, terlaksanalah karya penebusan kita (LG 3) dan kita memecahkan “satu roti yang merupakan obat kebakaan, penangkal kematian, dan santapan yang membuat kita hidup selama-lamanya dalam Yesus Kristus” (Ignatius dari Antiokhia, Eph. 20,2).” (KGK 1405)
Seperti yang Yesus katakan dalam Injil: Karena perkataan seseorang keluar dari apa yang memenuhi hatinya. Dengan perkataan kita, orang lain akan tahu apakah kita benar-benar menyembah Tuhan atau tidak. Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik.