AYOMEDAN.ID - Penghentian Liga 2 dan Liga 3 putaran nasional untuk musim 2022/2023 mendapat berbagai kritik.
Keputusan penghentian Liga 2 dan Liga 3 putaran nasional disampaikan oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Yunus Nusi mengatakan keputusan penghentikan kompetisi sepak bola tanah air di level itu atas pertimbangan rapat komite eksekutif.
Baca Juga: Pencari Info Loker Wajib Ikuti Kartu Prakerja Gelombang 48, Cari Kerja Langsung Tokcer!
Khusus Liga 2, penghentiannya dikarenakan ketidaksamaan konsep pelaksanaan pada kompetisi lanjutan antara operator dan peserta.
Imbas lainnya kompetisi yang terus dibiarkan berlarut semenjak dihentikan setelah Tragedi Kanjuruhan adalah bentroknya jadwal kompetisi dengan turnamen lain.
"Pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023," ujar Yunus Nusi beberapa waktu lalu.
Pengamat sepak bola tanah air, Akmal Marhali menilai bahwa kompetisi sepak bola Indonesia seolah dagelan. Salah satunya karena efek domino penghentian Liga 2 dan Liga 3.
Baca Juga: Liga 1 Tanpa Degdarasi, Kompetisi Sepak Bola Indonesia Dinilai tak Bermanfaat
Efek domino itu tidak adanya sistem degradasi dan promosi. Akmal menyebut, percuma jika kompetisi tidak disertai sporting merit.
"Buat apa ada kompetisi bila tidak ada aspek sporting merrit. Tidak ada promosi dan degradasi. Lebih baik semua dihentikan saja. Tidak usah dilanjutkan," katanya.
Akibat penghentian kompetisi tersebut, sebanyak 28 klub Liga 2 nganggur. Bahkan PSMS Medan yang mencaji pemuncak klasemen di Grup A membubarkan tim.