Merah
Dalam budaya Tionghoa merah menjadi warna Imlek karena dianggap sebagai warna paling mulia dan mendapat penghargaan paling tinggi.
Makna positif pada warna Imlek merah adalah kemakmuran, kehangatan, keberanian, kebahagiaan, kemuliaan, dinamika, dan kasing sayang.
Warga Tionghoa selalu menggunakan merah dalam setiap perayaan hari kebahagiaan, seperti upacara pernikahan, tahun baru Imlek, dan Cap Go Meh (festival lampion).
Pada perayaan tahun baru Imlek, merah juga digunakan untuk angpao.
Angpao berupa amplop merah berisi uang yang dibagikan kepada anak-anak maupun dewasa yang belum menikah atau lajang.
Pembagian angpao dipercaya dapat melindungi rezeki dan uang yang ada di dalamnya serta dianggap sebagai bibit rezeki.
Selain itu, perayaan Imlek tidak meriah tanpa adanya petasan. Di mana petasan dibungkus dengan kertas merah.
Petasan ini dibakar di halaman rumah pada malam tahun baru Imlek dan serpihan kertas bekas pembakaran petasan yang berserakan diyakini dapat membantu pemilik rumah hidup bahagia dan berkecukupan di tahun yang baru.
Tidak hanya saat tahun baru Cina, pada perayaan upacara pernikahan merah mendominasi mulai dari kartu undangan, pakaian pengantin, hingga dekorasi.
Di depan kamar pengantin juga dipasang selendang atau kain merah yang diyakini dapat menolak bala atau gangguan roh jahat yang ingin mengganggu malam pertama pengantin.
Kuning emas