lifestyle

Contoh Teks Ceramah Singkat Bulan Safar tentang Memahami Tradisi Rebo Wekasan dengan Benar

Minggu, 11 September 2022 | 06:23 WIB
Contoh teks ceramah singkat bulan Safar tentang tradisi Rebo Wekasan (Unspalsh/Muhammad Adil)

Dalam kitab tersebut, beliau menyatakan bahwa yang mendapatkan ilham ini bukan hanya satu wali. Lantas, bagaimana hukum meyakini ilham tersebut? Dan bagaimana hukum melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh para wali tersebut?

Baca Juga: Contoh Ceramah Singkat dengan Judul Kebaikan Bulan Safar, Cocok Dijadikan Materi Tausyiah

Ma'asyirol muslimin wal muslimat rahimakumullah

Ulama Ahlusunah wal Jamaah berbeda pendapat dalam meyakini hari tertentu terdapat keburukan meskipun berdasarkan ilham.

Dalam Bughyatul-Musytarsyidîn (hal.521) Sayid ‘Abdur-Rahmân Ba ‘Alawi mengutip pendapat Ibnu al-Farkâh dari Imam asy-Syâfi‘î yang menyatakan, “Jika seorang ahli perbintangan berkata (mengenai sesuatu) dan yakin bahwa yang memberikan pengaruh hanyalah Allah. Hanya saja, Allah memberikan kebiasaan bahwa pada saat ini (hari ini) akan terjadi sesuatu dan yang satu-satunya pemberi pengaruh hanyalah Allah, maka hal ini menurut saya adalah tidak apa-apa”.

Jadi, selama seseorang masih berkeyakinan bahwa yang memberikan pengaruh hanya Allah maka tidak apa-apa menyakini bahwa pada hari tertentu (seperti Rebowekasan) akan terdapat keburukan.

Apalagi yang menyatakan seperti ini adalah seorang wali Allah. Dan orang yang berkeyakinan seperti itu, tidak masuk pada hadis thiyarah (menjelaskan tentang sial).

Ma'asyirol muslimin wal muslimat rahimakumullah

Selanjutnya adalah pendapat yang menyatakan tidak bolehnya meyakini terjadinya keburukan pada hari-hari tertentu. Ulama yang menyatakan tidak boleh ini tetap memasukkan orang yang memiliki keyakinan ada hari sial pada hadis yang berbunyi, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Sebagian ulama yang berpendapat seperti ini adalah Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathâ’iful-Maârif (hal.183) yang menyatakan bahwa meyakini kesialan bulan Safar termasuk dari jenis thiyârah”.

Baca Juga: Dikenal sebagai Bulan Sial, Inilah Sederet Peristiwa Penting bulan Safar

Ma'asyirol muslimin wal muslimat rahimakumullah

Sebelum menyikapi tradisi, kita harus menghukumi tradisi ini dulu. Dalam menghukumi tradisi, kita harus melihat apa yang ada dalam tradisi tersebut, bertentangan dengan syariat atau tidak?

Jika kita lihat apa yang ada dalam Rebo Wekasan adalah sholat empat rakaat dengan bacaan-bacaan tertentu. Maka, jika sholat ini diniati untuk salat Rebo Wekasan, maka hukumnya adalah haram. Karena dalam syariat Islam tidak ada yang namanya ibadah sholat Rebowekasan.

Tapi, jika diniati untuk sholat sunnah mutlak atau sholat Hajat maka diperbolehkan (Kanzun-Najâh was-Surûr hal.33). Hal ini juga menjadi keputusan dalam Musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 M di Magelang.

Halaman:

Tags

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB