Menurut survei dari TikTok dan BCG ini, pendekatan shoppertainment ini memberikan pengaruh pada pertumbuhan brand, tepatnya sebesar 63 persen terutama di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.
Baca Juga: Ferdy Sambo Dipecat Tidak Hormat, Bagaimana Nasib Putri Candrawathi?
Studi ini mengungkapkan bahwa konsumen di Asia Pasifik mengharapkan brand untuk fokus pada hiburan, sebelum memberikan informasi produk dan langkah untuk membelinya.
Hal ini dilakukan untuk mengajak konsumen beralih dari tahap awareness ke tahap desire, dan akhirnya maju ke tahap conversion—secara mulus.
Riset TikTok menemukan kalau 81 persen responden mengharapkan konten bercerita dan pendidikan.
Sementara 76 persen responden mengaku tertarik pada format video-first.
Baca Juga: Terangkap Basah Rekam Bule Berbikini di Pantai, Bapak-Bapak Ini Viral di Medsos
Konten tersebut dapat dibuat oleh influencer dan kolaborasi brand yang ditampilkan melalui TV belanja atau livestream dan dibalut unsur komedi.
Khusus Indonesia, Singh mengatakan kalau konsumen sangat terbuka untuk mengadopsi shoppertainment sebagai bagian dari kegiatan belanja mereka.
Sebanyak 83 persen dari responden Indonesia menyatakan bahwa mereka menonton video sebelum akhirnya membeli produk tersebut.
Selain itu, konten video mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli kategori fesyen, kecantikan, dan elektronik mencapai lebih dari 50 persen.
Baca Juga: Jelang Kompetisi Liga 2 Karo United Perkenalkan Pemain dan Jersey