AYOMEDAN.ID--Kontrasepsi terkadang memiliki efek samping yaitu menyebabkan wajah berjerawat. Kontrasepsi merupakan metode ampuh untuk mengatur jarak kehamilan juga mensukseskan progam pemerintah yaitu keluarga Berencana.
Melansir dari alodokter.com.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi, mulai dari pil KB, kondom, implan, hingga IUD. Tiap alat kontrasepsi tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, dan efek sampingnya masing-masing.
Baca Juga: Truk Parkir Ditabrak Minibus, 2 Orang meningggal Dunia
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia adalah kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, dan implan (susuk). Tiap kontrasepsi hormonal memiliki kandungan yang berbeda.
Karena kandungannya berbeda, efek sampingnya juga bisa berbeda. Namun, efek samping alat kontrasepsi yang sama pun bisa bervariasi pada tiap orang. Salah satu efek samping kontrasepsi hormonal yang paling umum adalah timbulnya jerawat.
Baca Juga: Pakar Kritik Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina
Cara Memilih Kontrasepsi yang Tidak Menimbulkan Jerawat
Menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menekan kadar hormon androgen dalam tubuh wanita. Ketika kontrapsepsi hormonal tidak lagi digunakan, kadar hormon androgen otomatis akan naik kembali.
Peningkatan kadar hormon androgen ini dapat memicu produksi minyak alami di kulit secara berlebihan. Kelebihan minyak ini bisa menyumbat pori-pori serta memerangkap kulit mati dan kotoran, sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya jerawat.
Namun, ada alat kontrasepsi yang tidak menimbulkan jerawat, yaitu kontrasepsi yang mengandung Drospirenon. Sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya, kontrasepsi ini juga dapat menghambat aktivitas hormon androgen penyebab jerawat.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Koperasi Nasional Ke-75 Tahun 2022, Lengkap dengan Sejarah Singkat dan Temanya
Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa menggunakan Drospirenon selama 6 bulan dapat mengurangi jerawat. Drospirenon bahkan diduga lebih efektif dalam mengobati jerawat dibanding norgestimate dan chlormadinone acetate.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika kontrasepsi yang mengandung Drospirenon telah banyak digunakan untuk mengobati jerawat pada perempuan berusia minimal 14 tahun. Selain itu, gangguan disforik pramenstruasi juga dapat diobati menggunakan Drospirenon.