lifestyle

Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Menjadi Pedagang yang Mulia

Kamis, 9 Maret 2023 | 15:30 WIB
Naskah Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Berjudul Menjadi Pedagang yang Mulia (Unsplash.com - Younmyoung Cho)

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Mengenai pedagang mulia ini, Nabi SAW memberikan beberapa ciri atau karakter yang dimiliki berdasarkan surat Fathir ayat 29 :

Pertama, Pedagang Yang Tidak Lalai, Dagang adalah profesi mulia, karena Rasulullah SAW juga memilih profesi ini dalam hal mencari nafkah atau rezeki. Oleh sebab itu, para pedagang hendaknya tetap mempertahankan karakteristik kemuliaan profesi ini dengan tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, tidak lupa dengan shalatnya, serta tidak terlalu asyik dengan ramainya pengunjung di gerainya. Allah SWT berfirman :

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru dari Suara Muhammadiyah Berjudul Keajaiban Setelah Bersedekah

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلْقُلُوبُ وَٱلْأَبْصَٰرُ

“Orang laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” (QS an-Nur [24] : 37].

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Kedua, Pedagang yang Komitmen, salah satu cobaan bagi pedagang adalah mengeluarkan infaq atau zakat, mengapa disebut sebagai cobaan, karena tidak semua orang mau secara sukarela mengeluarkan infaq, ada yang mengatakan usaha saya belum untung, masih kecil dan belum berkembang, padahal mengeluarkan infaq atau zakat adalah bagian dari karakteristik pedagang mulia. Hal ini tervisualisasi dalam sabda Rasulullah SAW :

لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ

“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu” (HR. Muslim no. 1014).

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Edisi Terbaru Tebuireng Berjudul Bukti Kekuasaan Allah

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Ketiga, Pedagang yang Tidak Dzalim, Kemuliaan pedagang, selain tetap istiqamah menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT seperti penjelasan pada di atas. Kemuliaan Pedagang juga tevisualisasi dalam aktivitas perniagaan mereka. Yaitu perniagaan yang sesuai dengan prosedur dagangnya Nabi Muhammad SAW, selalu memperhatikan kuantitas atau takaran barang dagangan, tidak menguntungkan diri sendiri, tetapi merugikan orang lain, atau yang disebut dzalim, sebagaimana Allah SWT berfirman :

أَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ () وَزِنُوا۟ بِٱلْقِسْطَاسِ ٱلْمُسْتَقِيمِ () وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (QS. Asy-Syuara : 181-183)

Halaman:

Tags

Terkini

Rekomendasi Jaket Motor Untuk Sehari Hari

Kamis, 18 Mei 2023 | 11:55 WIB